mediakomen

Kisah Seorang ibu ingin meminjam uang kepada anaknya yang telah mapan

Seorang ibu ingin meminjam uang kepada anaknya yang telah mapan. Dengan suara rendah disertai rasa malu ibu berkata " Nak, bolehkah ibu meminjam uang 100 ribu? Ibu ada perlu buat beli beras", Anaknya tidak langsung menjawab, dengan raut muka datar ia berkata " Iya Bu, nanti Aku tanya istriku dulu", seakan berat untuk mengiyakan, karena belum tentu isterinya mengiyakan. 

Sumber image telegram

Ketika Sang Anak masuk ke dalam rumah ia melihat dus susu anaknya yg masih ada bandrolnya seharga Rp 50.000, kemudian dia duduk dan merenung. Jika 1 dus habis dalam 1 bulan, maka 30 hari x 50.000,- X 24 bln (2 th usia anaknya) = 36 juta.

Dia berfikir, waktu balita dia hanya diberikan ASI oleh ibunya, harganya tak terhingga, super steril, diberikan dengan penuh kasih sayang. Jika didapat oleh seorang anak selama 2 tahun berapa yang harus ia bayar?

 Kemudian ia berbalik dan menatap wajah ibunya yang teduh walau telah dimakan usia. "Dirimu telah memberikan semua kasih sayang, harta dan semuanya kepadaku tanpa pamrih, dan semua itu kuterima dgn GRATIS.

 Maafkan anakmu yg durhaka ini yang tidak tahu balas budi". Segera ia memeluk ibunya dan mengecup keningnya dan memberi uang Rp 3 juta, sambil menangis ia berkata "Ibu, jangan berkata pinjam lagi ya, hartaku adalah juga milikmu, doakan anakmu ini agar selalu berbakti padamu".

 Sambil berkaca-kaca ada air bening di pelupuk mata ibu, ia berkata "Nak, di setiap keadaan ibu selalu berdoa agar kita semua selalu dikumpulkan di dunia dan di SURGA nanti dalam kebahagian.

Semoga Bermanfaat.
(Jangan biarkan bacaan bermakna ini mengendap di WA mu, jadikan ladang pahala dg meberikan ke orang lain.

Bagi para ISTRI ingatlah bahwa rezeki dari suamimu adalah jg HAK mertuamu. Dan juga perlakukanlah ibu mertua seperti ibu kandung sendiri.

Sumber : WA

Jangan pernah menghina sunnah

Update: Dalam sebuah video youtube disampaikan oleh ustadz Ariful Bahri,Lc.MA dinukilkan oleh Imam An Nawawi, imam Ibnu Katsir dalam kitab Al Bidayah Al Hinayah dan juga dinukilkan oleh Ibnu Khaliqan. Bahwa sekitar  tahun 1665 Hijriah pernah ada sebuah kejadian yang sangat menggemparkan saat itu, terjadi di kota  Bushroh, Iraq. Apa yang terjadi? Sahabat, kita mengetahui bahwa siwak itu adalah sunnah Rasulullah Sholallahu Alaihi Wassalam, yang cocok disetiap daerah manapun juga. Untuk itu jangan pernah berkata bahwa siwak tidak cocok dengan diri kita. Namun, pada saat itu ada seorang laki-laki yang mengolok-olok siwak, dan menghinanya bahkan siwak tersebut diletakkan diduburnya. Setelah, laki-laki itu meghina siwak kemudian selama 9 bulan ia merasa sakit seperti halnya wanita hamil. Perutnya mengandung layaknya wanita mengandung bayi. Ap yang ia kandung,  anak yang ia kandung dalam perutnya tersebut ialah makhluk  berkaki empat, berkepala seperti ikan, berekor seperti kelinci, dan hewan ini dilihat oleh masyarakat banyak saat itu. Ketika makhluk ini lahir, laki-laki yang merasa sakit (hamil) tersebut berkata hewan inilah yang mencabik-cabik perutnya. Kemudian setelah itu ia meninggal dunia.

Sumber Youtube

Sahabat, apa pelajaran yang dapt kita petik dari kisah ini? Ustadz Hardadi, salah seorang pengajar di Pondok Pesantren Ihya Sunnah Singkut Kabupaten Sarolangun Jambi menguraikan, bahwa pelajaran yang dapat dipetik dari kisah tersebut, yaitu: 
  1. Al-Jazaa' min jinsil 'amal (balasan sesuai dengan jenis perbuatan)  kalau perbuatannya baik, In Syaa Allah di balas kebaikan. Kalau perbuatannya buruk, maka di balas keburukan.
  2. Wajibnya kita memuliakan ajaran agama kita. Apapun itu. Jika di perintahkan kita laksanakan (sesuai kemampuan kita), jika di larang, maka kita tinggalkan. 
  3. Jangan sekali-kali seseorang menghina dan merendahkan syariat islam, baik itu berkaitan dengan kewajiban maupun berkaitan dengan yang Sunnah. (contoh Syariat islam : cadar, celana di atas mata kaki (bagi lk²), siwak, jenggot (bagi lk²), dll. krn akan membahayakan bagi dirinya baik di dunia maupun di akhirat.
  4. Hukuman itu, terkadang Allah segerakan di dunia. Atau Allah tunda di akhirat nanti. 
  5. Kalau lah kita tidak mampu melaksanakan syariat islam (sprt, cadar (bagi pr), jenggot dan celana di atas mata kaki (bagi lk²). Maka minimal kita jangan mengolok-olok atau menghina orang yang mengerjakannya. 
  6. Mengolok-olok Syariat islam adalah suatu bentuk kekufuran, Allah berfirman,
     وَلَئِنْ سَأَلْتَهُمْ لَيَقُولُنَّ إِنَّمَا كُنَّا نَخُوضُ وَنَلْعَبُ قُلْ أَبِاللَّهِ وَآَيَاتِهِ وَرَسُولِهِ كُنْتُمْ تَسْتَهْزِئُون, لَا تَعْتَذِرُوا قَدْ كَفَرْتُمْ بَعْدَ إِيمَانِكُمْ

    “Dan jika kamu tanyakan kepada mereka (tentang apa yang mereka lakukan itu), tentulah mereka akan menjawab, “Sesungguhnya kami hanyalah bersenda gurau dan bermain-main saja.” Katakanlah: “Apakah dengan Allah, ayat-ayat-Nya dan Rasul-Nya kamu selalu berolok-olok?” Tidak usah kamu minta maaf, karena kamu telah kafir sesudah beriman.” (QS. At-Taubah : 65-66),
  7. Yang harus kita pahami adalah, setiap perintah Allah, dan juga setiap larangan-Nya, pasti di sana ada hikmahnya. perintah Allah, jika hamba melaksanakannya maka akan bermanfaat bagi hamba tersebut. Demikian juga larangan Allah, jika hamba mengerjakannya pasti bermudharat bagi hamba tersebut. 
Dan.. perintah dan larangan Allah, ada yang telah kita ketahui hikmahnya dan ada juga yang belum kita ketahui hikmahnya. Ketika kita belum mengetahui hikmahnya, maka kita tetap tunduk dan patuh terhadap perintah dan larangan Allah..

Wallaahu A'lam.

Sumber : Oleh Abu Musyaffa' Hardadi Al-Atsary

Pasangan Shalih dan Shalihah

"Dia pergi untuk melamar seorang wanita.
Disaat dia melakukan nadhor (melihat calon istrinya ) adalah wanita syar'i.
Calon istrinya bertanya : "Berapa hafalan Al-Qur'anmu ?"
Dia menjawab : "Saya tidak hafal banyak tapi SAYA INGIN MENJADI LELAKI YANG SHALIH" 
Dia lalu berkata kepada calon istrinya : "Kalau kamu ?"
Calonnya menjawab : "Saya hafal juz amma"
Calonnya kemudian sepakat untuk menikah karena merasa dia ( laki-laki yang datang melamar ini ) jujur.

Setelah menikah...

Sang Istri lalu memintanya untuk membantunya menghafal Al-Qur'an.
Sang suami berkata : "Mengapa kita tidak saling membantu dalam menghafal bersama-sama?"
Mereka lalu memulai menghafal dengan Surat Maryam kemudian berikutnya dan berikutnya sampai hafalan Qurannya selesai dan mereka berdua mendapat Ijazah hafalan Quran.
Kemudian istrinya menawarkan : "Mungkin kita juga bisa memulai menghafal Hadits-hadits Bukhari.."

Di sebuah kesempatan ketika dia berziarah kerumah mertuanya, sang suami mengabarkan kepada mertuanya kalau anaknya sekarang sudah hafal AlQuran Al Karim, Alhamdulillah.
Mertuanya kaget dengan apa yang dikatakan menantunya, dia lalu masuk ke kamar anaknya seraya memperlihatkan banyak kertas kepada menantunya.
Sontak dan alangkah kaget dan bingungnya sang suami, Istrinya ternyata memiliki ijazah hafalan Alquran dan Kutub Sittah (kumpulan kitab-kitab hadits) bahkan sebelum dia menikah dengannya.
SUBHANALLAH....
Dia tidak mempermasalahkan dari awal sedikitnya ilmu yang dimiliki sang calon suami, dan dia kemudian membantunya menghafalkan Al Quran sebagaimana dia telah menghafalnya disaat dia merasa kalau memang sang suami adalah orang Shalih (Dia juga tidak berdusta ketika dia berkata saya hafal juz amma karena dia tidak menafikan bahwa dia juga hafal surat yang lainnya).
Ya Allah jika aku bukan orang yang shalih maka karuniakan kepadaku istri yang shalihah yang membantuku, dan menjadikanku dekat dengan Mu, dan jadikanlah aku orang yang shalih..."
---------
Teks Asli:
الرئيسية قصص إسلامية
=>
ﺫﻫﺐ ﻟﻴﺨﻄﺐ ﻓﺘﺎﻩ
وأثناء ﺍﻟﺮﺅﻳﺔ ﺍﻟﺸﺮﻋﻴﻪ
ﺴﺄﻟﺘﻪ ﻛﻢ ﺗﺤﻔﻆ ﻣﻦ ﺍﻟﻘﺮﺍﻥ الكريم
ﻗﺎﻝ ﻟﻬﺎ: لا أحفظ الشيء الكثير ولكن لي رغبة ان اكون عبدا صالحا
ﻓﻘﺎﻝ ﻟﻬﺎ: ﻭﺍنتِ ؟!
ﻗﺎﻟﺖ: أﺣﻓﻈ ﺟﺰﺀ ﻋﻢ،
ﻭ ﻭﺍﻓﻘﺖ الزواج به ﻟﻤﺎ أﺣﺴﺖ ﺍﻧﻪ ﻓﻌﻼ ﺻﺎﺩﻕ .
ﻭ ﺑﻌﺪ ﺍﻟﺰﻭﺍﺝ ﻃﻠﺒﺖ ﻣﻨﻪ ﺍن ﻳُﺤﻔِِﻈﻬﺎ القرآن الكريم
فقال : لآبأس نتعاون على الحفظ معاً
ﺑﺪﺃ معا ﺑﺴﻮﺭﺓ ﻣﺮﻳﻢ
ﺗﻮﺍﻟﺖ ﺍﻟﺴﻮﺭ ﺣﺘﻰ ﺧﺘﻤﺖ ﺍﻟﻘﺮﺍﻥ ﻋﻠﻰ ناظريه
ﻭﺣﺼﻠﺖ ﻋﻠﻰ ﺍﻻﺟﺎﺯﺓ في الحفظ ﻭﺣﺼﻞ ﻋﻠﻴﻬﺎ ﻫﻮ كذلك..
وعرضت عليه: ﻣﻤﻜﻦ ﻧﺒﺪﺍ ﺑﺤﻔﻆ ﺍﺣﺎﺩﻳﺚ ﺍﻟﺒﺨﺎﺭﻱ
وفي احدى الزيارات الى بيت والدها اخبر ﺍﻟﺰﻭﺝ ﻭﺍﻟﺪ ﺍﻟﻔﺘﺎﻩ ﻗﺎئلا: ﺍﻟﺤﻤﺪ ﻟﻠﻪ ﺑﻨﺘﻚ ﺣﻔﻈﺖ ﺍﻟﻘﺮﺍﻥ الكريم.
ـ ﺗﻌﺠﺐ الرجل ﻣﻦ ﻛﻼﻣ زوج بنته
ﻭﺩﺧﻞ ﻏﺮﻓﺔ ﺑﻨﺘﻪ ﻭﺍﺣﻀﺮ ﺍﻭﺭﺍﻕ كثيرة و وضعها امامه.
ويا لمفاجأة الزوج وذهوله.. زوجته ﻛﺎﻧﺖ ﻣﺠﺘﺎﺯﻩ ﺍﻟﻘﺮﺍﻥ الكريم ﻭﺍﻟﻜﺘﺐ ﺍﻟﺴﺘﻪ من قبل ان تتزوج به.
ﺳﺒﺤﺎﻥ ﺍﻟﻠﻪ ﻟﻢ ﺗﺤﺮﺟﻪ بدايةً ﻟﻘﻠﺔ ﻋﻠﻤﻪ وعملت على ان يحفظ مثلما تحفظ لما حست ﺍﻧﻪ ﺍﻧﺴﺎﻥ ﺻﺎﻟﺢ (ولم تكذب حين قالت انها تحفظ جز عم حيث لم تنفي حفظ ما سواه)
اللهم ان لم اكن صالحا فارزقني زوجة صالحة تعينني و تقربني إليك و اجعلني صالحا"
---
قصة الزوجة الصالحة وطريقة حفظها القرآن الكريم مع زوجها
الأربعاء، ٢ مارس ٢٠١٦
https://milafatyweb.blogspot.com/2016/03/blog-post_94.html?m=1

Asyura dan Karbala

Bismillah was shalatu was salamu ‘ala rasulillah, amma ba’du,_

Tanggal 10 Muharam atau hari asyura menjadi hari istimewa bagi beberapa agama dan sekte kepercayaan. Bagi orang yahudi, Asyura menjadi hari istimewa, karena pada tanggal 10 Muharam, Allah menyelamatkan Musa dan Bani Israil dari kejaran Fir’aun.
Dari Ibn Abbas radliallahu ‘anhuma, beliau mengatakan:

قَدِمَ النَّبِىُّ – صلى الله عليه وسلم – الْمَدِينَةَ وَالْيَهُودُ تَصُومُ عَاشُورَاءَ فَقَالُوا هَذَا يَوْمٌ ظَهَرَ فِيهِ مُوسَى عَلَى فِرْعَوْنَ . فَقَالَ النَّبِىُّ – صلى الله عليه وسلم – لأَصْحَابِهِ «أَنْتُمْ أَحَقُّ بِمُوسَى مِنْهُمْ ، فَصُومُوا».
_
Ketika Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sampai di Madinah, sementara orang-orang yahudi berpuasa Asyura’. Mereka mengatakan: Ini adalah hari di mana Musa menang melawan Fir’aun. Kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda kepada para sahabat: “Kalian lebih berhak terhadap Musa dari pada mereka (orang yahudi), karena itu berpuasalah.”_ (HR. Bukhari)
Bagi kaum muslimin, Asyura menjadi hari istimewa untuk puasa, karena Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjanjikan puasa pada hari ini bisa menghapuskan dosa setahun yang telah lewat.
Dari Abu Qatadah Al Anshari radliallahu ‘anhu, beliau mengatakan:

سئل عن صوم يوم عاشوراء فقال كفارة سنة

_Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ditanya tentang puasa Asyura’, kemudian beliau menjawab: “Puasa Asyura’ menjadi penebus dosa setahun yang telah lewat.”_ (HR. Muslim dan Ahmad).
*Asyura dan Meninggalnya Husain*

Setelah Yazid dibaiat sebagai amirul mukminin di Syam (wilayah sekitar Damaskus, Suriah, Lebanon, dan Palestina), Husain diajak oleh kelompok Yazid untuk turut membaiat Yazid. Namun Husain menolak, dan beliau segera meninggalkan Madinah menuju Mekah. Ketika Penduduk Kufah (Irak) yang mendengar sikap Husain terhadap Yazid, mereka langsung mengirim berbagai surat kepada Husain. ada lebih dari 500 surat yang diterima Husain. Inti dari isi surat itu ada 3 hal,
1. Penduduk Kufah tidak membaiat Yazid
2. Penduduk Kufah hanya mau taat jika Husain dan keluarga Ali sebagai khalifah
3. Mengundang Husain untuk datang ke Kufah agar bisa dibaiat

Untuk menyelidiki kebenaran ini, Husain mengirim Muslim bin Aqil (sepupu Husain) agar memeriksa keadaan di Kufah yang sebenarnya. Sesampainya Muslim bin Aqil tiba di Kufah, dia singgah di rumah Hani bin Urwah. Di rumah ini, banyak penduduk Kufah yang membaiat Husain melalui perwakilan Muslim bin Aqil. Merasa bahwa penduduk Kufah telah loyal terhadap Husain, Muslim mengirim surat kepada Husain, agar segera datang ke Kufah, karena semua telah disiapkan.
Berita tentang penduduk Kufah didengar oleh Yazid. Ketika itu, Kufah termasuk daerah kekuasaan bani Umaiyah dengan gubernur: Nu’ban bin Basyir radhiyallahu ‘anhuma, salah satu sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Namun karena Nu’man tidak perhatian dengan kejadian baiat Husain di Kufah, beliau dinon-aktifkan dan wiliyah Kufah diserahkan kepada Ubaidillah bin Ziyad, yang ketika itu menjadi gubernur Bashrah. Sehingga Ubaidillah memegang kekuasaan dua wilayah, Bashrah dan Kufah.

Ubaidullah menemui Hani’ bin Urwah dan menanyakannya tentang gejolak di Kufah. Ubaidullah ingin mendengar sendiri penjelasan langsung dari Hani’ bin Urwah. Namun Hani’ tidak mau mengaku, hingga dia dipenjara. Mendengar kabar bahwa Ubaidullah memenjarakan Hani’ bin Urwah, Muslim bin Aqil datang bersama 4000 orang syiah (pembela) Husain yang membaiatnya dan mengepung istana Ubaidullah bin Ziyad. Ini terjadi siang hari.

Ubaidullah bin Ziyad merespon pengepungan Muslim bin Aqil dengan mengancam akan mendatangkan sejumlah pasukan dari Syam. Ternyata gertakan Ubaidullah membuat takut Syiah (pembela) Husein ini. Mereka pun berkhianat dan berlari meninggalkan Muslim bin Aqil hingga tersisa 30 orang saja yang bersama Muslim bin Aqil, dan belumlah matahari terbenam, hingga hanya tersisa Muslim bin Aqil seorang diri.

Anda bisa menilai, bagaimana karakter penduduk Kufah yang menjadi syiah (pembela) Husain dan Ali bin Abi Thalib.

Muslim pun ditangkap dan Ubaidullah memerintahkan agar dia dibunuh. Sebelum dieksekusi, Muslim meminta izin untuk mengirim surat kepada Husein, keinginan terakhirnya dikabulkan oleh Ubaidullah bin Ziyad. Isi surat Muslim kepada Husein adalah _“Pergilah, pulanglah kepada keluargamu! Jangan engkau tertipu oleh penduduk Kufah. Sesungguhnya penduduk Kufah telah berkhianat kepadamu dan juga kepadaku. Orang-orang pendusta itu tidak memiliki akal”._ Muslim bin Aqil kemudian dibunuh, tepatnya tanggal 9 Dzulhijjah, hari Arafah.

Husein berangkat dari Mekah menuju Kufah di tanggal 8 Dzulhijah, hari tarwiyah. Banyak para sahabat Nabi menasihatinya agar tidak pergi ke Kufah. Berikut beberepa nasehat mereka kepada Husain,

 Abu Said al-Khudri radhiallahu ‘anhu menemui Husain,
_“Sesungguhnya aku adalah seorang penasihat untukmu, dan aku sangat menyayangimu. Telah sampai berita bahwa orang-orang yang mengaku sebagai Syiahmu (pembelamu) di Kufah menulis surat kepadamu. Mereka mengajakmu untuk bergabung bersama mereka. Mohon jangan engkau pergi bergabung bersama mereka karena aku mendengar ayahmu –Ali bin Abi Thalib- mengatakan tentang penduduk Kufah, ‘Demi Allah, aku bosan dan benci kepada mereka, demikian juga mereka bosan dan benci kepadaku. Mereka tidak memiliki sikap memenuhi janji sedikit pun.”_
 Ibnu Umar radhiallahu ‘anhu menemui Husain,

_“Aku hendak menyampaikan kepadamu beberapa kalimat. Sesungguhnya Jibril datang kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Kemudian memberikan dua pilihan kepada beliau antara dunia dan akhirat, maka beliau memilih akhirat dan tidak mengiginkan dunia. Engkau adalah darah dagingnya, demi Allah tidaklah Allah memberikan atau menghindarkan kalian (ahlul bait) dari suatu hal, kecuali hal itu adalah yang terbaik untuk kalian”._

Husein tetap enggan membatalkan keberangkatannya. Ibnu Umar pun menangis, lalu mengatakan, _“Aku titipkan engkau kepada Allah agar tidak dibunuh”._

_Bersambung..._

 Ditulis oleh Ustadz Ammi Nur Baits (Dewan Pembina Konsultasi Syariah)
 Diposting  oleh
Maa Haadzaa
 *Editor : BIS*
---------------
Dipublish kembali tanpa merubah makna oleh Grup Kajian Islam Ilmiah
*"THE GHUROBA"*
Berbagi faedah ilmu syar'i, info kajian Ahlusunnah Wal Jama'ah Nusantara, Manca Negara dan live streaming audio dan video
----------
Info Whatsapp khusus akhowat
+6281278045229
-------------
Whatsapp grup Berbagi Ilmu Syar'i 7 *(khusus Ikhwan)*
https://goo.gl/1BmJM1
----------------
Instagram The Ghuroba
https://goo.gl/wuW1sH
----------------
Live Streaming Facebook Al Ghuroba
https://goo.gl/t2kzyn
-------------------
Subscribe youtube
https://goo.gl/ov3mBS
-------------------------
Silahkan disebarluaskan tanpa merubah isinya ..
Semoga menjadi ladang amal kebaikan untuk kita, Syukron wajazaakumullahu khairan
#KAJIAN
#SUNNAH
#DAKWAH
#PALEMBANG
#THEGHUROBA
#BERBAGIILMUSYAR'I
#THECREWGHUROBA
#ALGHUROBA
#DAARULILMI

Mereka adalah orang-orang yang duduk, teman duduk mereka tidak akan celaka

Dari Abu Hurairah, dia berkata: Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ”Sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta’ala memiliki malaikat-malaikat yang berkelana di jalan-jalan mencari Ahli Dzikir. Jika mereka telah mendapatkan sekelompok orang yang berdzikir kepada Allah, mereka duduk bersama dengan orang-orang yang berdzikir. Mereka saling mengajak: ‘Kemarilah kepada hajat kamu’. Maka para malaikat mengelilingi orang-orang yang berdzikir dengan sayap mereka sehingga langit dunia. Kemudian Allah Azza wa Jalla bertanya kepada mereka, sedangkan Dia lebih mengetahui daripada mereka, ’Apa yang diucapkan oleh hamba-hambaKu?’ Para malaikat menjawab, ’Mereka mensucikan-Mu (mengucapkan tasbih: Subhanallah), mereka membesarkanMu (mengucapkan takbir: Allah Akbar), mereka memujiMu (mengucapkan Alhamdulillah), mereka mengagungkan-Mu’. Allah bertanya, ’Apakah mereka melihatKu?’ Mereka menjawab,’Tidak, demi Alah, mereka tidak melihatMu’. Allah berkata,’Bagaimana seandainya mereka melihatKu?’ Mereka menjawab,’Seandainya mereka melihatMu, tentulah ibadah mereka menjadi lebih kuat kepadaMu, lebih mengagungkan kepadaMu, lebih mensucikan kepadaMu’. Allah berkata,’Lalu, apakah yang mereka minta kepadaKu?’ Mereka menjawab, ’Mereka minta surga kepadaMu’.

Allah bertanya, ’Apakah mereka melihatnya?’ Mereka menjawab,’Tidak, demi Alah, Wahai Rabb, mereka tidak melihatnya’. Allah berkata,’Bagaimana seandainya mereka melihatnya?’ Mereka menjawab,’Seandainya mereka melihatnya, tentulah mereka menjadi lebih semangat dan lebih banyak meminta serta lebih besar keinginan’.”

Allah berkata: “Lalu, dari apakah mereka minta perlindungan kepadaKu?” Mereka menjawab,”Mereka minta perlindungan dari neraka kepadaMu.” Allah bertanya,”Apakah mereka melihatnya?” Mereka menjawab,”Tidak, demi Allah, wahai Rabb. Mereka tidak melihatnya.” Allah berkata, ”Bagaimana seandainya mereka melihatnya?” Mereka menjawab,”Seandainya mereka melihatnya, tentulah mereka menjadi lebih menjauhi dan lebih besar rasa takut (terhadap neraka).” Allah berkata, ”Aku mempersaksikan kamu, bahwa Aku telah mengampuni mereka.” Seorang malaikat diantara para malaikat berkata,”Di antara mereka ada Si Fulan. Dia tidak termasuk mereka (yakni tidak ikut berdzikir, Pent). Sesungguhnya dia datang hanyalah karena satu keperluan.” Allah berkata,”Mereka adalah orang-orang yang duduk. Teman duduk mereka tidak akan celaka (dengan sebab mereka).” 
(HR Bukhari, no. 6408, dan ini lafahznya; Muslim, no. 2689.)
Back To Top