mediakomen

Nasehat bagi orang yang melalaikan sholat

Wahai umat Islam, marilah kita bertakwa kepada Allah Azza wa Jalla dan menjaga shalat lima waktu kita dan melakukannya dengan penuh ketaatan. Ketahuilah, sesungguhnya shalat adalah tiang agama. Oleh karena itu, agama orang yang meninggalkan shalat tidak akan ditegakkan dan dia tidak akan mendapat bagian dalam agama ini. Menegakkan shalat adalah bentuk iman dan meninggalkannya adalah kekufuran. Maka barang siapa yang memelihara shalatnya, maka bersinar hatinya, begitu pula wajah dan kuburnya, dan bila dikumpulkan di mahsyar, ia juga akan mendapat keselamatan di hari kiamat. Dia akan dikumpulkan dengan orang-orang yang telah diberi keridhaan oleh Allah Azza wa Jalla, yaitu para nabi, shiddqîn, syuhadâ` dan shâlihîn. Sebaliknya, barang siapa yang tidak menjaga shalatnya, maka ia tidak akan mendapatkan cahaya dan keselamatan di hari kiamat, dan di akhirat ia akan dikumpulkan bersama Fir'aun, Hamân, Qârûn, dan Ubai bin Khalâf.



Wahai kaum muslimin, bagaimana kita bisa menyia-nyiakan shalat, padahal shalat adalah penghubung kita dengan Allah Azza wa Jalla. Jika kita tidak memiliki hubungan antara kita dengan Allah Azza wa Jalla, dimana ubûdiyah (ibadah) kita? Dimanakah (ada) cinta kita kepada Allah Azza wa Jalla, dan kepasrahan kita kepada-Nya? Celakalah orang yang setiap kali mendengar panggilan dunia, ia langsung memenuhinya dan ketika ia mendengar seseorang memanggil Allah Azza wa Jalla hayya alas shalâh dan hayya ala falâh, mereka merasa enggan dan berpaling.



Wahai kaum muslimin, tahukah kita semua bahwa amalan pertama yang akan dihitung oleh Allah Azza wa Jalla di hari kiamat adalah shalat. Jika doa kita baik, maka semua amal ibadah kita juga baik. Dan jika rusak, maka amal ibadah kita juga rusak.



Wahai umat Muhammad, marilah kita dirikan shalat kita selama kita masih di dunia. Ingatlah Allah Azza wa Jalla di waktu luangmu, niscaya Allah Azza wa Jalla akan mengingatmu di waktu sempitmu. Barang siapa yang melupakan Allah Azza wa Jalla, maka Allah Azza wa Jalla juga akan melupakannya. Barang siapa yang menghina perintah Allah Azza wa Jalla, maka Allah juga akan membencinya. Wahai umat Muhammad, siapakah di antara kami yang merasa aman dengan kematian lalu bertaubat dan melaksanakan shalat? Bukankah kita masing-masing takut mati dan tidak tahu waktu? Bukankah kematian itu datang tiba-tiba dalam keadaan manusia tidak merasakannya? Bukankah kematian datang kepada orang-orang di dunia ini ketika mereka ceroboh?"



Wahai kaum muslimin, sesungguhnya setelah kematian mendadak tidak ada lagi sedekah setelahnya, yang ada setelah itu hanyalah pahala amalnya. Maka barang siapa yang berbuat kebaikan sebanyak dzarrah maka dia akan melihatnya, dan barang siapa yang berbuat kejahatan sebanyak dzarrah, dia juga akan melihatnya. diturunkan oleh Allah Azza wa Jalla kepadanya. Memang, di antara ketentuan yang Allah Azza wa Jalla wajibkan dalam shalat adalah bahwa kita harus melakukannya di masjid bersama jamaah Muslim.



Marilah kita mendirikan shalat, menunaikan zakat, dan rukuk bersama orang-orang yang rukuk. Inilah jalan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam dan para sahabatnya. Abdullâh ibn Mas`ûd Radhiyallahu anhu berkata, “Barang siapa di antara kalian yang ingin bertemu dengan Allah Azza wa Jalla dalam keadaan Islam (menyerahkan diri), hendaklah dia menjaga shalatnya, karena sesungguhnya Allah Azza wa Jalla telah menetapkan petunjuk sunnah kepada Nabi-Nya, dan doa itu termasuk sunnah petunjuk. Jika kita sholat di rumah, maka sama saja kita meninggalkan sunnah Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam. Jika kita meninggalkan sunnah Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam, maka kita akan tersesat. Jika seseorang berwudhu dan menyempurnakan wudhunya, setelah itu ia pergi ke masjid, maka pada setiap langkahnya Allah Azza wa Jalla akan memberikan suatu kebaikan yang akan mengangkat derajatnya satu derajat dan menghapus salah satu kesalahannya. Menurut pendapat saya, orang yang meninggalkan shalat tidak lain adalah orang munafik yang diketahui kemunafikannya.”



Wahai kaum muslimin, sesungguhnya shalat berjamaah di masjid adalah suatu kewajiban, dan orang yang melaksanakannya, berarti ia telah menegakkan shalat dan memeliharanya. Orang yang shalat berjamaah berarti telah menunaikan kewajibannya kepada Allah Azza wa Jalla. Sedangkan orang yang meninggalkan jamaah tanpa udzur, berarti dia telah melakukan maksiat kepada Allah Azza wa Jalla dan membahayakan shalatnya. Sebagian ulama mengatakan, “Barangsiapa meninggalkan shalat berjamaah tanpa udzur, maka shalatnya batal (batal). Pidato di atas diucapkan oleh Syekh al-Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah dan Imam Ahmad dalam sebuah riwayat. Sesungguhnya shalat berjamaah itu lebih afdhal dari pada shalat sendirian sebesar 27 derajat. Orang yang meninggalkan shalat berjamaah tanpa udzur adalah orang yang malas dan lalai. Kondisi mereka seperti kondisi orang-orang munafik yang disebutkan oleh Allah Azza wa Jalla dalam al-Qur`ân.



Dan ketika mereka berdiri untuk shalat, mereka berdiri dengan malas.


 

Dan apabila mereka berdiri untuk shalat, mereka berdiri dengan malas. [an-Nisâ`/4:142]"

Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:



قَالَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم ( أَثْقَلُ اَلصَّلَاةِ عَلَى اَلْمُنَافِقِينَ: صَلَاةُ اَلْعِشَاءِ, وَصَلَاةُ اَلْفَجْرِ, وَلَوْ يَعْلَمُونَ مَا فِيهِمَا لَأَتَوْهُمَا وَلَوْ حَبْوًا


 

Shalat yang paling berat (dirasakan) oleh orang-orang munafik adalah shalat Isya` dan shalat Subuh. Jika mereka tahu apa yang ada di dalamnya, mereka akan melakukannya, bahkan dengan merangkak. [SDM. al-Bukhari 644]



Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersumpah jika orang munafik yang meninggalkan shalat mendapat sedikit rezeki di dunia, dia akan menghadiri shalat berjamaah dan kebanyakan orang yang meninggalkan shalat berjamaah jika mereka sibuk dengan urusan duniawi saat fajar, dia akan antusias untuk hadir tepat waktu. Sholat berjamaah merupakan aktivitas dan ketenangan dan meninggalkannya merupakan bentuk kemalasan, dan ketika terburu-buru mengerjakannya biasanya bukan tuma`ninah. Orang yang melaksanakan shalat dengan tergesa-gesa bagaikan burung yang mematuk makanannya. Mungkin dia juga mengakhiri waktu sholatnya. Sholat berjamaah akan melahirkan cinta dan kelembutan serta akan menerangi masjid dengan mengingat Allah Azza wa Jalla.



(Dengan doa) syiar Islam akan muncul. Dalam shalat berjamaah terdapat pelajaran bagi yang jahil, pengingat bagi yang lalai dan manfaat yang sangat banyak. Bagaimana menurut anda jika shalat berjamaah tidak disyariatkan, dan Allah Azza wa Jalla tidak mungkin melakukannya, bagaimana keadaan kaum muslimin? (Tentu saja) mereka akan terpecah, masjid-masjid akan ditutup dan umat ini akan memiliki syi`ar jamâ`i dalam agama ini. Karena itulah antara hikmah Allah Azza wa Jalla dan rahmat-Nya, Dia mewajibkan kaum muslimin. Mari kita panjatkan puji syukur kehadirat Allah Azza wa Jalla atas nikmat ini. Mari kita penuhi kewajiban ini. Marilah kita merasa malu kepada Allah Azza wa Jalla ketika meninggalkan perintah-Nya, dan waspada terhadap hukuman-Nya.



Mudah-mudahan Allah Azza wa Jalla memberikan pertolongan kepada kita agar bisa selalu mengingat-Nya, bersyukur kepada-Nya, beribadah kepada-Nya dengan baik, serta mengumpulkan kita di dunia ini di atas ketaatan. Dan di akhirat berada di kampung kemuliannya (surga) serta memberikan kita hidayah ke jalan yang lurus.

(Diadaptasi dari kitab Adh-Dhiyâul Lâmi` Minal Khuththabil Jawâmi` karya Syekh Muhammad bin Shâlih al-Uthaymeen 2/198-202)

................................................................... .

[Disalin dari majalah As-Sunnah Edisi 12/Tahun XIII/1431/2010M. Diterbitkan Yayasan Lajnah Istiqomah Surakarta, Jl. Solo Purwodadi Km.8 Selokaton Gondangrejo Solo

️Media sunnah nabi

Labels: Kutipan Hadis, Nasehat

Thanks for reading Nasehat bagi orang yang melalaikan sholat. Please share...!

0 Comment for "Nasehat bagi orang yang melalaikan sholat"

Back To Top