Bagaimana caranya, agar seseorang yang punya banyak kesibukan, tapi dia masih bisa berdakwah kepada banyak orang ?
Saudaraku, bagaimana caranya, agar seseorang yang punya banyak kesibukan, tapi dia masih bisa berdakwah kepada banyak orang ?
Muslim : Saudaraku, caranya adalah dia mencatat no wa orang-orang muslim yang dia kenal atau yang tidak dia kenal, lalu minta izin kepada mereka, lalu mengirimi mereka nasehat. Agar mereka mau berbuat baik atau mau menjauhi maksiat. Untuk mendapatkan no wa orang-orang muslim yang tidak dia kenal, bisa melalui group wa yang masuk ke hp androidnya.
Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda :
"Siapa saja yang mengajak kepada petunjuk, maka dia memperoleh pahala seperti pahala orang yang mengikutinya tanpa mengurangi pahala mereka (yang mengikuti) sedikitpun. Dan siapa saja yang mengajak kepada kesesatan, maka dia memperoleh dosa seperti dosa orang-orang yang mengikutinya, tanpa mengurangi dosa mereka (yang mengikuti) sedikitpun."
HR. Muslim
Nasehat yang dia kirimkan tersebut sebaiknya bujukan halus, disertai dalil-dalil pendukung, agar orang-orang yang dia beri nasehat mau melakukan amal-amal shalih atau menjauhi berbagai maksiat. Agar dia mendapatkan pahala yang terus mengalir, baik saat dia masih hidup di dunia atau saat sudah meninggal dunia.
Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda kepada Ali bin Abi Thalib :
"... Demi Allah, seandainya Allah memberi petunjuk disebabkan ajakanmu, itu lebih baik daripada (engkau) memperoleh rampasan perang berupa ternak-ternak yang paling bagus."
HR. Bukhari dan Muslim
Agar orang-orang yang dia dakwahi mau mengikuti kebenaran yang dia dakwahkan, sebaiknya penyampaiannya dengan lembut dan santun. Agar terlihat indah. Karena umumnya, manusia itu suka kepada keindahan.
Nabi صلى الله عليه وسلم bersabda :
"Sesungguhnya tidaklah kelembutan itu diletakkan pada sesuatu, kecuali membuatnya menjadi indah. Dan tidaklah kelembutan itu dicabut dari sesuatu, kecuali membuatnya menjadi jelek."
HR. Muslim
Sebelum dia berdakwah, hendaklah menuntut ilmu agama dahulu, agar apa yang dia dakwahkan benar-benar suatu kebenaran. Yaitu saat dia mengajak untuk berbuat baik, itu memang benar-benar perbuatan baik. Dan saat dia melarang dari kemaksiatan, itu memang benar-benar kemaksiatan.
Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda :
"Barangsiapa yang dikehendaki baik oleh Allah, maka Allah akan memberinya kefahaman di dalam ilmu agama." (Islam)
HR. Bukhari dan Muslim
Saat mendakwahkan kebenaran tersebut, hendaklah dia konsekwen. Yaitu jika dia mengajak untuk berbuat baik, maka dia juga melakukannya. Dan jika dia melarang dari perbuatan maksiat, maka dia juga menjauhinya.
Karena jika tidak konsekwen, dia akan mendapat dosa besar.
Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda :
"Pada hari kiamat, ada seorang laki-laki didatangkan dan dilempar ke dalam neraka, lalu dikeluarkan ususnya, lalu berputar-putar di dalamnya bagaikan berputarnya keledai yang sedang menggiling. Maka berkerumunlah penduduk neraka seraya berkata : "Hai fulan, mengapa engkau seperti itu ? Bukankah engkau yang menyuruh untuk berbuat baik dan melarang dari perbuatan munkar ?" Dia menjawab : "Benar, akulah yang menyuruh agar berbuat kebaikan, tapi aku tidak mengerjakannya, dan aku melarang dari perbuatan munkar, tapi aku melakukannya."
HR. Bukhari dan Muslim
Ia : Bagaimana jika dia sudah berdakwah bertahun-tahun, tapi tidak ada seorangpun yang mengikuti dakwahnya, bahkan dia mendapat gangguan ?
Muslim : Hendaknya dia bersabar. Karena kewajibannya hanya sekedar menyampaikan kebenaran kepada manusia. Adapun hasilnya, diserahkan kepada Allah. Itu di luar kemampuannya. Karena hanya Allah yang bisa menjadikan seseorang mau menerima kebenaran. Pada hari kiamat, ada seorang Nabi tanpa diikuti seorangpun. Serta mendapat gangguan dari manusia, adalah sudah menjadi resiko dakwah. Walaupun demikian, dia tetap mulia di sisi Allah.
Dari Abi Abdurohman bin Abdillah bin mas'ud, dia berkata :
"Seakan-akan saya masih melihat Rasulullah صلى الله عليه وسلم, saat menceritakan salah seorang dari para Nabi, ketika dipukuli kaumnya sehingga berlumuran darah, dan dia mengusap darah dari wajahnya sambil berdoa : "Ya Allah, ampunilah kaumku, karena sesungguhnya mereka tidak mengetahui."
HR. Bukhari dan Muslim
Sumber : Abu Rusdan Soloا