mediakomen

Kisah-Kisah singkat Menyentuh dari Zaman Nabi ﷺ: Tangis, Kasih Sayang, dan Keteladanan Abadi"

Assalmualaikum sahabat book my madrasah, berikut adalah beberapa kisah menyentuh di zaman Nabi Muhammad ﷺ yang diriwayatkan secara shahih dan penuh pelajaran menyentuh hati:


 

1. Tangisan Rasulullah ﷺ atas Wafatnya Seorang Anak Kecil dari Seorang Budak

Hadis Shahih: HR. Muslim no. 976

Nabi ﷺ pernah mengunjungi rumah seorang sahabat yang memiliki seorang anak kecil. Anak itu sering dipanggil “anak burung pipit” karena suka bermain burung. Suatu hari, anak itu meninggal. Rasulullah ﷺ mendatangi rumahnya, lalu duduk sambil meneteskan air mata.

Para sahabat bertanya, “Ya Rasulullah, apakah Anda menangis?”
Beliau menjawab:

“Ini adalah rahmat yang Allah letakkan dalam hati hamba-Nya. Sesungguhnya Allah merahmati hamba-hamba-Nya yang penuh kasih sayang.”

Pelajaran: Islam tidak melarang menangis karena duka, justru itu adalah tanda kasih sayang.


2. Tangisan Bilal bin Rabah Saat Adzan Setelah Wafatnya Nabi ﷺ

Diriwayatkan oleh para perawi sirah dan atsar yang hasan

Setelah wafatnya Nabi ﷺ, Bilal tidak sanggup lagi mengumandangkan adzan. Saat suatu ketika diminta Umar bin Khattab untuk adzan di Madinah, Bilal melakukannya. Namun, saat sampai pada lafaz:

"Asyhadu anna Muhammadur Rasulullah…"

Ia menangis tersedu, dan penduduk Madinah pun ikut menangis, mengenang Rasulullah ﷺ.


3. Anjing yang Diperhatikan oleh Seorang Pelacur – Hadis Shahih Bukhari

Hadis Shahih: HR. Al-Bukhari no. 3467 dan Muslim no. 2245

Rasulullah ﷺ bersabda:

"Seorang pelacur dari kalangan Bani Israil diampuni dosanya karena memberi air kepada anjing yang kehausan. Ia melihat seekor anjing menjilati tanah karena sangat haus. Lalu ia melepas sepatunya, mengambil air dari sumur, dan memberinya minum."

Allah mengampuninya karena belas kasih itu.

Pelajaran: Rahmat dan kebaikan, sekecil apapun, bisa menjadi sebab ampunan dari Allah.


4. Ummu Sulaym Menenangkan Suaminya Setelah Anaknya Wafat

Hadis Shahih: HR. Bukhari no. 5153, Muslim no. 2144

Suatu malam, anak dari Ummu Sulaym dan Abu Talhah meninggal dunia. Ummu Sulaym dengan luar biasa sabar dan tenang, bahkan menyambut suaminya dengan pelayanan terbaik sebelum mengabarkan wafatnya anak mereka.

Ketika pagi hari, Abu Talhah diberi tahu. Ia marah karena tak langsung diberi tahu. Namun setelah mengadu kepada Rasulullah ﷺ, beliau mendoakan mereka dan tak lama kemudian mereka dikaruniai anak yang diberkahi dan menjadi orang shaleh.


5. Seorang Wanita Hitam yang Menyapu Masjid

Hadis Shahih: HR. Bukhari no. 458, Muslim no. 956

Ada seorang wanita kulit hitam yang biasa menyapu masjid Nabawi. Ia wafat di malam hari dan para sahabat menguburkannya tanpa memberi tahu Rasulullah ﷺ.

Ketika beliau mengetahui, beliau berkata:

“Mengapa kalian tidak memberitahuku?”
Lalu beliau pergi ke kuburnya dan shalat jenazah di atas kuburannya.

Pelajaran: Rasulullah ﷺ menghargai siapapun, bahkan yang dianggap kecil oleh masyarakat. Beliau mengajarkan kehormatan bagi semua umat.

Istri yang Tholehah

 بسم الله ...

السلام عليكم ورحمة اللّٰه وبركاته



Isteri yang tholehah, adalah isteri yang buruk akhlak dan perangainya. Kebalikan dari isteri yang sholehah. Kalau seorang suami memiliki isteri yang tholehah, ini sangat membahayakan dirinya. Pastilah urusan agamanya akan senantiasa terganggu.





Al-Imam Abu Bakr Ibnul 'Araby al-Maliky rahimahullah berkata:


إذا لم يكن للرجل زوجة صالحة فإنه لا يستقيم أمره معها إلا بذهاب جزء من دينه.


"Jika seseorang tidak memiliki istri yang shalihah maka sungguh urusannya tidak akan bisa lurus bersamanya, kecuali dengan mengorbankan sebagian urusan agamanya." (Ahkamul Qur'an, jilid 1 hlm. 536)


Memiliki istri yang tholehah, istri yang tidak punya adab dan buruk akhlaknya, apalagi ditambah dengan buruk rupa, maka ini merupakan penderitaan di atas penderitaan sepanjang hayat dikandung badan bagi seorang suami.


Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda:


وأربعٌ من الشقاوةِ : الجارُ السوءُ والمرأةُ السوْءُ وَالْمَسْكَنُ الضَّيِّقُ وَالْمَرْكَبُ السُّوْء


“Dan empat kesengsaraan:  Tetangga yang buruk (akhlak dan perangainya), istri yang buruk (akhlak dan perangainya), rumah yang sempit, dan kendaraan yang buruk”.[HR. Ibnu Hibban, Al-Baihaqiy. Berkata Syu’aib Al-Arna’uth : Hadits Shahih).


Oleh karena itu, bersyukurlah dan berbahagialah yang memiliki isteri sholehah, wanita yang sangat langka dan mahal, yang lebih berharga daripada dua matanya, dua tangannya dan dua kakinya.


Berkata Maslamah bin Abdul Malik rahimahullah :


المرأة الصالحة خير للمؤمن من العينين واليدين والرجلين.


"Istri yang shalihah lebih baik bagi seorang mu'min daripada dua mata, dua tangan dan dua kakinya." (Ahsanul Mahasin, hlm. 368).


=======🌴🌴=======


#Yuk_share agar menjadi amalan yang terus mengalir insya Allah. Rasulullah shallallaahu’alaihi wa sallam bersabda,


مَنْ دَلَّ عَلَى خَيْرٍ فَلَهُ مِثْلُ أَجْرِ فَاعِلِهِ


“Barangsiapa menunjukkan satu kebaikan maka ia akan mendapatkan pahala seperti orang yang mengamalkannya.” [HR. Muslim dari Abu Mas’ud Al-Anshori radhiyallaahu’anhu]


•┈••✵📗📘📙📕✵••┈•


Turut membagikan : 

https://t.me/kajianfikihpasutri

Jenis-Jenis Fitnah Syahwat (Penyakit Subhat dan Syahwat bag.3)

Macam-macam fitnah syahwat ini sumbernya terangkum dalam “kenikmatan kehidupan dunia” sebagaimana Allah Azza wa Jalla firmankan:



زُيِّنَ لِلنَّاسِ حُبُّ الشَّهَوَاتِ مِنَ النِّسَاءِ وَالْبَنِينَ وَالْقَنَاطِيرِ الْمُقَنطَرَةِ مِنَ الذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ وَالْخَيْلِ الْمُسَوَّمَةِ وَاْلأَنْعَامِ وَالْحَرْثِ ذَلِكَ مَتَاعُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَاللهُ عِندَهُ حُسْنُ الْمَئَابِ {14}


Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia; dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga). [Ali Imran :14]



● Maka di antara fitnah syahwat adalah:


A. Fitnah Wanita.
Inilah fitnah pertama dan terbesar serta paling berbahaya bagi laki-laki! Rasulullah sudah memperingatkan hal ini di dalam sabda beliau:



مَا تَرَكْتُ بَعْدِي فِتْنَةً أَضَرَّ عَلَى الرِّجَالِ مِنَ النِّسَاءِ


Tidaklah aku menginggalkan fitnah, setelah aku (wafat), yang lebioh berbahaya terhadap laki-laki daripada wanita. [HR. Bukhari no: 5096, Muslim no: 2740, dan lainnya, dari Usamah bin Zaid]



Al-Hafizh Ibnu Hajar rahimahullah mengomentari hadits ini dengan perkataan: “Hadits ini menunjukkan bahwa fitnah yang disebabkan wanita merupakan fitnah terbesar daripada fitnah lainnya. Hal itu dikuatkan firman Allah: “Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita…” (Ali-Imran:14), yang Allah menjadikan wanita termasuk “hubbu syahawat” (kecintaan perkara-perkara yang diingini), bahkan Dia menyebutkannya pertama sebelum jenis-jenis yang lain sebagai isyarat bahwa wanita-wanita merupakan pokok hal itu”. [Fathul Bari]



Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata: “Kebanyakan yang merusakkan kekuasaan dan negara adalah mentaati para wanita”. [Iqtidha’ Shirathil Mustaqim, hal: 257]



Karena fitnah wanita, seseorang dapat terjerumus ke dalam berbagai kemaksiatan karenanya. Seperti: memandang wanita yang bukan mahramnya, menyentuhnya, berpacaran, bahkan sampai berbuat zina!



Demikian juga banyak pemuda atau orang tua yang menyimpan foto-foto wanita kekasihnya, atau artis film, penyanyi, dan lainnya, yang menyebabkan hatinya menjadi sakit, atau bahkan mati, karena dikuasai bayang-bayang wanita pujaannya itu!



Termasuk fitnah ini adalah laki-laki yang mentaati istri untuk memuaskan kesenangannya di dalam bersolek, berhias, dan bersenang-senang, sehingga berusaha mendapatkan harta berbagai cara, baik halal atau haram!


Atau mencintai istri secara berlebihan sehingga lebih mengutamakannya dari siapapun bahkan orang-tuanya! Atau bahkan lebih mantaati istri daripada mentaati Allah dan Rasul-Nya!! Sehingga suami lebih memilih menemani istrinya daripada melaksanakan ketaatan, baik, shalat berjama’ah di masjid, berjihad fi sabililah dan lainnya.

Demikian juga digunakannya wanita sebagai media iklan, atau pelicin untuk meraih jabatan, kepuasan atasan, dan tujuan duniawi lainnya.

Wanita yang menggunakan daya-tariknya atau bahkan menjual tubuhnya untuk mendapatkan harta. Semua itu merupakan fitnah berbahaya yang ditimbulkan wanita.


B. Fitnah Anak.
Allah mengingatkan fitnah anak ini di dalam firmanNya:



يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا إِنَّ مِنْ أَزْوَاجِكُمْ وَأَوْلاَدِكُمْ عَدُوًّا لَّكُمْ فَاحْذَرُوهُمْ وَإِن تَعْفُوا وَتُصْفِحُوا وَتَغْفِرُوا فَإِنَّ اللهَ غَفُورُُ رَّحِيمٌ {14} إِنَّمَآ أَمْوَالُكُمْ وَأَوْلاَدُكُمْ فِتْنَةُُ وَاللهُ عِندَهُ أَجْرٌ عَظِيمُُ {15}


Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya di antara isteri-isterimu dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu, maka berhati-hatilah kamu terhadap mereka; dan jika kamu memaafkan dan tidak memarahi serta mengampuni (mereka) maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah cobaan (bagimu); dan di sisi Allah-lah pahala yang besar. [At Taghaabun: 14-15]


C. Di antara fitnah syahwat adalah saling berlomba meraih dunia dan rakus terhadap harta sehingga menimbulkan iri, dengki, hasad dan saling menjauhi antar umat. Hal itu disebabkan dibukanya kemakmuran dan kemewahan hidup oleh Allah Ta’ala.


Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:


إِذَا فُتِحَتْ عَلَيْكُمْ فَارِسُ وَالرُّومُ أَيُّ قَوْمٍ أَنْتُمْ قَالَ عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ عَوْفٍ نَقُولُ كَمَا أَمَرَنَا اللَّهُ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَوْ غَيْرَ ذَلِكَ تَتَنَافَسُونَ ثُمَّ تَتَحَاسَدُونَ ثُمَّ تَتَدَابَرُونَ ثُمَّ تَتَبَاغَضُونَ أَوْ نَحْوَ ذَلِكَ ثُمَّ تَنْطَلِقُونَ فِي مَسَاكِينِ الْمُهَاجِرِينَ فَتَجْعَلُونَ بَعْضَهُمْ عَلَى رِقَابِ بَعْضٍ

 Jika Persia dan Romawi dibukakan pada kamu, menjadi kaum yang mana kamu nanti? Abdurrahaman bin ‘Auf berkata: “Kami akan berkata sebagaimana yang diperintahkan Allah dan Rasulullah. (Beliau berkata): “Atau (kamu akan melakukan) selain itu, kamu akan saling berlomba (meraih dunia), kemudian kamu akan saling hasad, kemudian kamu akan saling menjauhi, kemudian kamu akan saling membenci, atau semacamnya, kemudian kamu akan berangkat ke rumah-rumah orang-orang muhajirin, lalu sebagian kamu memukul leher sebagian yang lain. [HR. Muslim, Ibnu Majah, dan lainnya dari Abdulah bin Amr bin Al-Ash]


Dalam hadits lain beliau bersabda:


فَوَاللَّهِ لَا الْفَقْرَ أَخْشَى عَلَيْكُمْ وَلَكِنْ أَخَشَى عَلَيْكُمْ أَنْ تُبْسَطَ عَلَيْكُمُ الدُّنْيَا كَمَا بُسِطَتْ عَلَى مَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ فَتَنَافَسُوهَا كَمَا تَنَافَسُوهَا وَتُهْلِكَكُمْ كَمَا أَهْلَكَتْهُمْ

Demi Allah, bukanlah kefakiran yang aku khawatirkan atas kamu. Tetapi aku khawatir atas kamu jika dunia dihamparkan atas kamu sebagaimana telah dihamparkan atas orang-orang sebelum kamu, kemudian kamu akan saling berlomba (meraih dunia) sebagaimana mereka saling berlomba (meraih dunia), kemudian dunia itu akan membinasakan kamu, sebagaimana telah membinasakan mereka.” [HR. Bukhari, Muslim, Ahmad, dan lainnya dari Amr bin Auf Al-Anshari]

 

D. Tamak Terhadap Asy-Syaraf (kemuliaan, kedudukan, kehormatan, gengsi). Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam memberitakan tentang bahaya tamak terhadap asy-syaraf dengan sabdanya:


مَا ذِئْبَانِ جَائِعَانِ أُرْسِلَا فِي غَنَمٍ بِأَفْسَدَ لَهَا مِنْ حِرْصِ الْمَرْءِ عَلَى الْمَالِ وَالشَّرَفِ لِدِينِهِ


Tidaklah dua srigala lapar yang dilepas pada seekor kambing lebih merusakkannya daripada ketamakan seseorang terhadap harta dan kehormatan (yang merusakkan) agamanya. [HR. Tirmidzi, Ahmad, Ibnu Hibban dari Ka’b bin Malik Al-Anshari. Dishahihkan oleh Syaikh Mushthafa Al-Adawi di dalam Shuwar Minal Fitan, hal: 38]


Sumber : Media Sunnah

Benteng Fitnah Syubhat dan syahwat (Penyakit Syubhat dan Syahwat Bag.2)

Imam Ibnul Qayyim rahimahullah berkata: “Asal seluruh fitnah (kesesatan) hanyalah dari sebab: mendahulukan fikiran terhadap syara’ (agama) dan mendahulukan hawa-nafsu terhadap akal.

Yang pertama adalah asal fitnah syubhat, yang kedua adalah asal fitnah syahwat. Fitnah syubhat-syubhat ditolak dengan keyakinan, adapun fitnah syahwat ditolak dengan kesabaran. Oleh karena itulah Alloh menjadikan kepemimpinan agama tergantung dengan dua perkara ini.

 

 

Baca Juga : Pengertian Filsafat dan bagaimana pandangan agama

 


Allah Azza wa Jalla berfirman:


وَجَعَلْنَا مِنْهُمْ أَئِمَّةً يَهْدُونَ بِأَمْرِنَا لَمَّا صَبَرُوا وَكَانُوا بِئَايَاتِنَا يُوقِنُونَ


Dan Kami jadikan di antara mereka (Bani Israil) itu pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah Kami ketika mereka sabar.Dan adalah mereka meyakini ayat-ayat Kami. [As Sajdah:24]



Ini menunjukkan bahwa dengan kesabaran dan keyakinan akan dapat diraih kepemimpinan dalam agama. Alloh juga menggabungkan dua hal itu di dalam firmanNya:


وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ }



Dan mereka saling menasehati supaya mentaati kebenaran, dan saling menasihati supaya menetapi kesabaran. [Al Hasr :3]



Maka mereka saling menasehati supaya mentaati kebenaran yang menolak syubhat-syubhat, dan saling menasihati supaya menetapi kesabaran yang menghentikan syahwat-syahwat.

 


Baca Juga : Menghafal Al-Quran, siapa takut!

 


Allah juga menggabungkan antara keduanya di dalam firmanNya:



وَاذْكُرْ عِبَادَنَآ إِبْرَاهِيمَ وَإِسْحَاقَ وَيَعْقُوبَ أُوْلِى اْلأَيْدِي وَاْلأَبْصَارِ



Dan ingatlah hamba-hamba Kami: Ibrahim, Ishak dan Ya’qub yang mempunyai perbuatan-perbuatan yang besar dan ilmu-ilmu yang tinggi. [Ash Shaaffat :45]



Maka dengan kesempurnaan akal dan kesabaran, fitnah syahwat akan ditolak. Dan dengan kesempurnaan ilmu dan keyakinan, fitnah syubhat akan ditolak [Mawaridul Amaan, hal: 414-415]



Wallahul Musta’an.

 

Baca Halaman selanjutnya....

Yuk, Tingkatkan iman kepada Takdir Allah!

Assalamu'alaikum sahabat Bookmaymadrasah, kali ini Bookmaymadrasah mengajak kita semua untuk berwisata rohani lagi, kali ini, kami akan membagikan artikel yang dikutif dari grup Whatsapp Sunah Nabi tentang meningkatkan iman kepada Takdir Allah (Qada dan Qodar). Diantara rukun iman yang wajib diyakini oleh seorang Muslim adalah Iman kepada Takdir atau Qada dan Qodar. Iman kepada takdir memiliki 4 tingkatannya:
 
 
 


 

1. Al-Ilmu (Ilmu)

Yaitu kita meyakini bahwa Allah Maha Mengetahui atas segala sesuatu yang terjadi di alam semesta ini, perinciannya, atau globalnya. Dia mengetahui apa yang telah terjadi, apa yang sedang terjadi, apa yang akan terjadi, apa yang tidak akan terjadi, seandainya terjadi dan bagaimana kejadiannya
.
Dalilnya:
 
Allah berfirman:
✅ “Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua perkara yang ghoib; tidak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan Dia Maha Mengetahui apa yang ada di daratan dan di lautan, dan tidak ada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh sebutir biji pun dalam kegelapan bumi dan tidak juga sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh).”
(QS. Al-An’am: 59)
 
.
2. Al-Kitaabah (catatan)
 
Yaitu kita mengimani bahwa Allah telah mencatat takdir seluruh hamba-Nya, 50 ribu tahun sebelum penciptaan langit dan bumi
.
Dalilnya:
 
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
✅ “Allah telah mencatat seluruh taqdir makhluk lima puluh ribu tahun sebelum Allah menciptakan langit dan bumi.”
(HR. Muslim)
 
.
3. Al-Masyii-ah (kehendak)
 
Yaitu kita mengimani bahwa apa yang Allah kehendaki pasti terjadi dan apa yang tidak Dia kehendaki tidak akan mungkin terjadi
.
Dalilnya:
 
Allah berfirman:
✅ “Katakanlah: ‘Wahai Robb Yang memiliki kerajaan, Engkau berikan kerajaan kepada orang yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kerajaan dari orang yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan orang yang Engkau kehendaki. Di tangan-Mu-lah segala kebajikan. Sesungguhnya Engkau Mahakuasa atas segala sesuatu. Engkau masukkan malam ke dalam siang dan Engkau masukkan siang ke dalam malam, Engkau keluarkan yang hidup dari yang mati dan Engkau keluarkan yang mati dari yang hidup. Dan Engkau beri rizki atas siapa yang Engkau kehendaki tanpa hisab (batas).”
(QS. Ali ‘Imran: 26-27)
 
.
4.Al-Kholqu (penciptaan)

Yaitu kita mengimani bahwasanya segala sesuatu yang ada di dunia ini adalah ciptaan Allah. Dan segala sesuatu selain Allah adalah Makhluk
.

Dalilnya:


Allah berfirman:
“Allah menciptakan segala sesuatu dan Dia memelihara segala sesuatu.”
(QS. Az-Zumar: 62)
.
Oleh : Ustadz Abdurrahman Thoyyib, حفظه الله تعالى


Mudah-mudahan menjadi pembuka pintu amal kebaikan dan kita bisa mendapatkan faedah ilmu... aamiin.


Baca kisah-kisah inspiratif yang menggugah hati di  Kisah-kisah. 

.

Back To Top