Bismillah, dengan memohon keridaan Allah Ta'ala dan mengharap rahmat, taufik dan hidayahnya, kali ini admin akan berbagi nasehat agama yang sangat bermanfaat bagi kita terutama sahabat BM yang selalu dimuliakan Allah. Bersumber dari tulisan ustadz Hardadi pengajagar Pondok Pesantren Ihya Sunnah Singkut, inilah isi tausyiah Syaikh Jihad Muhammad Ahmad Al-Yamani Hafizhahullah Ta'ala.
Saya
akan menyampaikan materi yang sangat penting, yang perlu kita
perhatikan, terlebih lagi bagi penuntut ilmu. Yaitu wasiat yang agung,
yang di riwayatkan oleh Tirmidzi, bahwa Rasulullah shallallahu alaihi
wasallam bersabda,
مَنْ أَصْبَحَ مِنْكُمْ آمِنًا فِي سِرْبِهِ، مُعَافًى فِي جَسَدِهِ، عِنْدَهُ قُوتُ يَوْمِهِ، فَكَأَنَّمَا حِيزَتْ لَهُ الدُّنْيَا
“Barangsiapa
yang melewati harinya dengan perasaan aman dalam rumahnya, sehat
badannya, dan memiliki makanan untuk hari itu, *maka seakan-akan ia
telah memiliki dunia seisinya.*” (HR. Tirmidzi; dinilai hasan oleh
Al-Albani)
*Dalam kalimat :*
*من أصبح منكم*
Ini
adalah isyarat bahwa seseorang mukmin tidak boleh di dalam dirinya ada
kegelisahan dan sikap pesimis. Dia harus memiliki sikap optimis, dan dia
senantiasa berbaik sangka kepada Allah. Karena Allâh itu sesuai dengan
prasangka hamba-Nya. Sebagaimana Allah berfirman dalam hadits Qudsi,
أَنَا عِنْدَ ظَنِّ عَبْدِى بِى
“Aku sesuai dengan persangkaan hamba pada-Ku” (Muttafaqun ‘alaih).
*Kemudian kata :*
*آمِنًا*
Dengan perasaan aman...
Ini adalah nikmat yang sangat agung setelah nikmat iman dan islam.
Barang
siapa yang ingin merasakan nikmatnya keamanan, maka hendaknya dia
melihat negara-negara yang di dalamnya banyak peperangan.
Dan rasa aman tidaklah dia dapatkan kecuali dengan menerapkan ayat di bawah ini,
Allah berfirman,
وَعَدَ
اللَّهُ الَّذِينَ ءَامَنُوا مِنْكُمْ وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ
لَيَسْتَخْلِفَنَّهُمْ فِى الْأَرْضِ كَمَا اسْتَخْلَفَ الَّذِينَ مِنْ
قَبْلِهِمْ وَلَيُمَكِّنَنَّ لَهُمْ دِينَهُمُ الَّذِى ارْتَضٰى لَهُمْ
وَلَيُبَدِّلَنَّهُمْ مِّنۢ بَعْدِ خَوْفِهِمْ أَمْنًا ۚ يَعْبُدُونَنِى
لَا يُشْرِكُونَ بِى شَيْئًا ۚ وَمَنْ كَفَرَ بَعْدَ ذٰلِكَ فَأُولٰٓئِكَ
هُمُ الْفٰسِقُونَ
"Allah
telah menjanjikan kepada orang-orang di antara kamu yang beriman dan
yang mengerjakan kebajikan, bahwa Dia sungguh akan menjadikan mereka
berkuasa di bumi sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum
mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka dengan
agama yang telah Dia ridai. Dan Dia benar-benar mengubah (keadaan)
mereka, setelah berada dalam ketakutan menjadi aman sentosa. Mereka
(tetap) menyembah-Ku dengan tidak menyekutukan-Ku dengan sesuatu pun.
Tetapi barang siapa (tetap) kafir setelah (janji) itu, maka mereka
itulah orang-orang yang fasik."
(QS. An-Nur : 55)
Baca Juga Ikhlas, Bab Yang Tak Pernah Usai
Berarti syarat keamanan adalah *Tauhid*
Kemudian Allah melanjutkan,
وَأَقِيمُوا الصَّلٰوةَ وَءَاتُوا الزَّكٰوةَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ
"Dan laksanakanlah sholat, tunaikanlah zakat, dan taatlah kepada rasul (Muhammad), agar kamu diberi rahmat." (QS. An-Nur : 56)
Ayat
ini juga mengisyaratkan bahwa siapa yang ingin mendapatkan keamanan
maka hendaknya dia menegakkan shalat, menunaikan zakat kepada faqir
miskin, menjauh perbuatan bid'ah dan maksiat..
Allah berfirman,
وَلَوْ
أَنَّ أَهْلَ الْقُرٰىٓ ءَامَنُوا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ
بَرَكٰتٍ مِّنَ السَّمَآءِ وَالْأَرْضِ وَلٰكِنْ كَذَّبُوا فَأَخَذْنٰهُمْ
بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ
"Dan
sekiranya penduduk negeri beriman dan bertakwa, pasti Kami akan
melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi ternyata
mereka mendustakan (ayat-ayat Kami), maka Kami siksa mereka sesuai
dengan apa yang telah mereka kerjakan." (QS. Al-A'raf : 96)
Ketika penduduk negeri tidak mau beriman kepada Allah, bermaksiat kepada Allah, maka Allah akan timpakan adzab,
Allah berfirman,
أَفَأَمِنَ أَهْلُ الْقُرٰىٓ أَنْ يَأْتِيَهُمْ بَأْسُنَا بَيٰتًا وَهُمْ نَآئِمُونَ
"Maka,
apakah penduduk negeri itu merasa aman dari siksaan Kami yang datang
malam hari ketika mereka sedang tidur?" (QS. Al-A'raf : 97)
أَوَأَمِنَ أَهْلُ الْقُرٰىٓ أَنْ يَأْتِيَهُمْ بَأْسُنَا ضُحًى وَهُمْ يَلْعَبُونَ
"Atau
apakah penduduk negeri itu merasa aman dari siksaan Kami yang datang
pada pagi hari ketika mereka sedang bermain?" (QS. Al-A'raf : 98)
Lihatlah bagaimana keadaan negeri yang awalnya Makmur (negeri saba'), Allah katakan dalam Al-Qur'an,
لَقَدْ
كَانَ لِسَبَإٍ فِى مَسْكَنِهِمْ ءَايَةٌ ۖ جَنَّتَانِ عَنْ يَمِينٍ
وَشِمَالٍ ۖ كُلُوا مِنْ رِّزْقِ رَبِّكُمْ وَاشْكُرُوا لَهُۥ ۚ بَلْدَةٌ
طَيِّبَةٌ وَرَبٌّ غَفُورٌ
"Sungguh,
bagi kaum Saba' ada tanda (kebesaran Tuhan) di tempat kediaman mereka
yaitu dua buah kebun di sebelah kanan dan di sebelah kiri, (kepada
mereka dikatakan), Makanlah olehmu dari rezeki yang (dianugerahkan)
Tuhanmu dan bersyukurlah kepada-Nya. (Negerimu) adalah negeri yang baik
(nyaman) sedang (Tuhanmu) adalah Tuhan Yang Maha Pengampun." (QS. Saba' :
15)
karena
mereka bermaksiat kepada Allah, berpaling dari perintah Allah, maka
Allah musnahkan mereka tersebut, Allah ambil nikmat-Nya.
Allah berfirman,
فَأَعْرَضُوا
فَأَرْسَلْنَا عَلَيْهِمْ سَيْلَ الْعَرِمِ وَبَدَّلْنٰهُمْ
بِجَنَّتَيْهِمْ جَنَّتَيْنِ ذَوَاتَىْ أُكُلٍ خَمْطٍ وَأَثْلٍ وَشَىْءٍ
مِّنْ سِدْرٍ قَلِيلٍ
"Tetapi
mereka berpaling, maka Kami kirim kepada mereka banjir yang besar dan
Kami ganti kedua kebun mereka dengan dua kebun yang ditumbuhi
(pohon-pohon) yang berbuah pahit, pohon Asl dan sedikit pohon Sidr."
(QS. Saba' : 16)
ذٰلِكَ جَزَيْنٰهُمْ بِمَا كَفَرُوا ۖ وَهَلْ نُجٰزِىٓ إِلَّا الْكَفُورَ
"Demikianlah
Kami memberi balasan kepada mereka karena kekafiran mereka. Dan Kami
tidak menjatuhkan azab (yang demikian itu), melainkan hanya kepada
orang-orang yang sangat kafir." (QS. Saba' : 17)
Perhatikan juga firman Allah,
وَضَرَبَ
اللَّهُ مَثَلًا قَرْيَةً كَانَتْ ءَامِنَةً مُّطْمَئِنَّةً يَأْتِيهَا
رِزْقُهَا رَغَدًا مِّنْ كُلِّ مَكَانٍ فَكَفَرَتْ بِأَنْعُمِ اللَّهِ
فَأَذٰقَهَا اللَّهُ لِبَاسَ الْجُوعِ وَالْخَوْفِ بِمَا كَانُوا
يَصْنَعُونَ
"Dan Allah
telah membuat suatu perumpamaan (dengan) sebuah negeri yang dahulunya
aman lagi tenteram, rezeki datang kepadanya melimpah ruah dari segenap
tempat, tetapi (penduduk)nya mengingkari nikmat-nikmat Allah, karena itu
Allah menimpakan kepada mereka bencana kelaparan dan ketakutan,
disebabkan apa yang mereka perbuat."(QS. An-Nahl : 112)
Oleh karena itu, mereka yang bertauhid kepada Allah, merekalah yang mendapatkan rasa aman.
Allah berfirman,
الَّذِينَ ءَامَنُوا وَلَمْ يَلْبِسُوٓا إِيمٰنَهُمْ بِظُلْمٍ أُولٰٓئِكَ لَهُمُ الْأَمْنُ وَهُمْ مُّهْتَدُونَ
"Orang-orang
yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman mereka dengan syirik,
mereka itulah orang-orang yang mendapat rasa aman dan mereka mendapat
petunjuk."
(QS. Al-An'am : 82)
Mereka
*Beriman* kepada Allah, kepada Malaikat, kepada kitab², kepada para
rasul, kepada hari akhir, dan beriman kepada Qadha dan Qadar. Sert
tidak mencampur adukkan keimanan mereka tersebut dengan kesyirikan, maka
Allah akan berikan 2 kenikmatan, yaitu nikmat *aman* dan nikmati
*hidayah*
*Kemudian kalimat :*
*مُعَافًى فِي جَسَدِهِ*
Di berikan kesehatan tubuhnya..
Ini
adalah nikmat, karena ada dua nikmat yang kebanyakan manusia lalai dan
tertipu, yaitu nikmat kesehatan dan nikmat waktu luang (kesempatan),
sebagaimana Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda,
نِعْمَتَانِ مَغْبُونٌ فِيهِمَا كَثِيرٌ مِنَ النَّاسِ ، الصِّحَّةُ وَالْفَرَاغُ
”Ada dua kenikmatan yang banyak manusia tertipu, yaitu nikmat sehat dan waktu luang”. (HR. Bukhari)
Nikmat ini harus kita manfaatkan dengan Sebaik-baiknya.
Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda,
اِغْتَنِمْ
خَمْسًا قَبْلَ خَمْسٍ : شَبَابَكَ قَبْلَ هَرَمِكَ وَ صِحَّتَكَ قَبْلَ
سَقَمِكَ وَ غِنَاكَ قَبْلَ فَقْرِكَ وَ فَرَاغَكَ قَبْلَ شَغْلِكَ وَ
حَيَاتَكَ قَبْلَ مَوْتِكَ
“Manfaatkanlah
lima perkara sebelum lima perkara : (1) Waktu mudamu sebelum datang
waktu tuamu, (2) Waktu sehatmu sebelum datang waktu sakitmu, (3) Masa
kayamu sebelum datang masa kefakiranmu, (4) Masa luangmu sebelum datang
masa sibukmu, (5) Hidupmu sebelum datang matimu.” (HR. Al Hakim dalam Al
Mustadroknya).
Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda kepada Ibnu Umar,
كُنْ
فِي الدُّنْيَا كَأَنَّكَ غَرِيبٌ أَوْ عَابِرُ سَبِيلٍ [وَعُدَّ نَفْسَكَ
مِنْ أَهْلِ الْقُبُوْرِ] وَكَانَ ابْنُ عُمَرَ يَقُولُ إِذَا أَمْسَيْتَ
فَلَا تَنْتَظِرْ الصَّبَاحَ وَإِذَا أَصْبَحْتَ فَلَا تَنْتَظِرْ
الْمَسَاءَ وَخُذْ مِنْ صِحَّتِكَ لِمَرَضِكَ وَمِنْ حَيَاتِكَ لِمَوْتِكَ
Jadilah
engkau di dunia ini seakan-akan sebagai orang asing atau seorang
musafir’ [dan persiapkan dirimu termasuk orang yang akan menjadi
penghuni kubur (pasti akan mati)].”
Dan
Ibnu Umar Radhiyallahu anhuma pernah mengatakan, *“Jika engkau berada
di sore hari, janganlah menunggu pagi hari. Dan jika engkau berada di
pagi hari, janganlah menunggu sore hari. Pergunakanlah waktu sehatmu
sebelum sakitmu dan hidupmu sebelum matimu.”*(HR. Al-Bukhâri)
*Kemudian kalimat :*
*قُوْتُ يَوْمِهِ*
Memiliki makanan untuk hari itu..
Di sini di katakan, *memiliki makanan untuk hari itu, berarti makanan untuk satu hari*, bukan dua hari, atau beberapa hari.
Kalau kita barangkali memiliki makanan pokok dengan stok untuk satu bulan atau lebih dari itu..
Ini menunjukkan bahwa : *dalam perkara dunia hendaknya kita melihat ke bawah*.
Ada
orang yang memiliki mobil mewah, maka janganlah kita melihat ke
arahnya, kita lihatlah ke bawah. Masih banyak orang yang tidak memiliki
kendaraan, bahkan ada orang yang tidak bisa berjalan, krn tidak memiliki
kaki.
Adapun dalam
*perkara akhirat, hendaknya kita melihat ke atas*. Lihatlah orang-orang
yang lebih shaleh darimu, mereka hafal Al-Qur'an, Qiyamul lail, puasa
sunnah, dan seterusnya..
Inilah yang di isyaratkan Rasulullah shallallahu alaihi wasallam dalam sabdanya,
انْظُرُوا
إِلَى مَنْ هُوَ أَسْفَلَ مِنْكُمْ وَلاَ تَنْظُرُوا إِلَى مَنْ هُوَ
فَوْقَكُمْ فَإِنَّهُ أَجْدَرُ أَنْ لاَ تَزْدَرُوا نِعْمَةَ اللَّهِ ».
قَالَ أَبُو مُعَاوِيَةَ « عَلَيْكُمْ »
”Dari
Abu Hurairah, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam
bersabda, *”Lihatlah pada orang yang berada di bawah kalian dan
janganlah perhatikan orang yang berada di atas kalian.* Lebih pantas
engkau berakhlak seperti itu sehingga engkau tidak meremahkan nikmat
yang telah Allah anugerahkan -kata Abu Mu’awiyah- padamu.” (HR. Ibnu
Majah no. 4138, shahih kata Syaikh Al Albani)
Bahkan
orang yang terakhir masuk surga pun dia mendapatkan nikmat yang luar
biasa, untuknya surga seperti dunia dan sepuluh kali lipat darinya.
Demikian
nasehat singkat dari Syaikh Jihad Muhammad Ahmad Al-Yamani
_Hafizhahullah ta'ala_, semoga bermanfaat bagi kita semua....
Judil asli:
*Ringkasan Kajian Syaikh Jihad Muhammad Ahmad Al-Yamani* _*Hafizhahullah Ta'ala*_
Di masjid Ma'had Ihya' As-Sunnah - Singkut - Sarolangun - Jambi
Sabtu, 27 Rabi'ul Awwal 1441 H / 23 November 2019 M
Waktu : Ba'da Maghrib s/d selesai
ditulis kembali oleh Ustadz Abu Musyaffa' Hardadi Al-Atsary
Singkut, 30 November 2019
Labels:
Kutipan Hadis,
Nasehat
Thanks for reading Siapakah orang yang paling kaya dan paling bahagia?. Please share...!
0 Comment for "Siapakah orang yang paling kaya dan paling bahagia?"