Sebelum kita membahas tentang terorisme menurut agama Islam, terlebih dahulu marilah kita pahami tentang pengertian terorisme.
Menurut kamus besar Bahasa Indonesia, artinya :
Terorisme : Penggunaan kekerasan untuk menimbulkan ketakutan, dalam usaha mencapai suatu tujuan (terutama tujuan politik).
Teroris : adalah orang yang menggunakan kekerasan untuk menimbulkan rasa takut (biasanya untuk tujuan politik).
Teror
: perbuatan sewenang-wenang, kejam, bengis, dalam usaha
menciptakan ketakutan, kengerian oleh seseorang atau golongan.
Selanjutnya
mari kita cermati dan kita tela’ah kembali ajaran Islam, agama yang
diridlai Allah SWT, sebagai petunjuk bagi manusia dalam mencapai
kebahagiaan hidupnya di dunia yang sedang kita jalani sekarang ini,
maupun kebahagiaan hidup yang haqiqi di akhirat kelak.
Allah
SWT mengutus nabi Muhammad SAW dengan membawa agama Islam di
tengah-tengah manusia ini sebagai rahmat, dan merupakan suatu keni'matan
yang besar bagi manusia bukan suatu mushibah yang membawa malapetaka.
Allah SWT berfirman :
وَمَآ اَرْسَلْنٰكَ اِلَّا رَحْمَةً لِّلْعٰلَمِيْنَ. الانبياء: 107
Dan tidaklah Kami mengutus kamu melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam. [QS. Al-Anbiyaa’ : 107]
وَمَآ اَرْسَلْنٰكَ اِلَّا كَآفَّةً لِّلنَّاسِ بَشِيْرًا وَّنَذِيْرًا وَّلٰكِنَّ اَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُوْنَ. سبأ: 28
Dan
Kami tidak mengutus kamu, melainkan kepada ummat manusia seluruhnya,
sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan, tetapi
kebanyakan manusia tidak mengetahui. [QS. Saba’ : 28]
...
قَدْ جَآءَكُمْ مِّنَ اللهِ نُوْرٌ وَّكِتٰبٌ مُّبِيْنٌ. يَهْدِيْ بِهِ
اللهُ مَنِ اتَّبَعَ رِضْوَانَه سُبُلَ السَّلٰمِ وَيُخْرِجُهُمْ مِّنَ
الظُّلُمٰتِ اِلَى النُّوْرِ بِاِذْنِه وَيَهْدِيْهِمْ اِلىٰ صِرَاطٍ
مُّسْتَقِيْمٍ. المائدة: 15-16
Sesungguhnya
telah datang kepadamu cahaya dari Allah dan kitab yang menerangkan.
Dengan kitab itulah Allah menunjuki orang-orang yang mengikuti
keridlaan-Nya ke jalan keselamatan dan (dengan kitab itu pula) Allah
mengeluarkan orang-orang itu dari gelap-gulita kepada cahaya yang terang
benderang dengan seidzin-Nya dan menunjuki mereka ke jalan yang lurus.
[QS. Al-Maaidah : 15-16]
لَقَدْ
مَنَّ اللهُ عَلَى الْمُؤْمِنِيْنَ اِذْ بَعَثَ فِيْهِمْ رَسُوْلًا مِّنْ
اَنْفُسِهِمْ يَتْلُوْا عَلَيْهِمْ اٰيٰتِه وَيُزَكِّيْهِمْ
وَيُعَلِّمُهُمُ اْلكِتٰبَ وَاْلحِكْمَةَ، وَاِنْ كَانُوْا مِنْ قَبْلُ
لَفِيْ ضَلٰلٍ مُّبِيْنٍ. ال عمران: 164
Sungguh
Allah telah memberi keni'matan kepada orang-orang mukmin ketika Allah
mengutus di kalangan mereka seorang rasul dari golongan mereka sendiri,
yang membacakan kepada mereka ayat-ayat Allah membersihkan (jiwa)
mereka, dan mengajarkan kepada mereka Al-Kitab dan Al-Hikmah. Dan
sesungguhnya sebelum (kedatangan Nabi) itu, mereka benar-benar dalam
kesesatan yang nyata. [QS. Ali Imraan : 164]
Dari
ayat-ayat tersebut dan masih banyak lagi ayat-ayat yang lain,
menerangkan bahwa Nabi Muhammad SAW dan Islam yang diserukannya,
benar-benar membawa rahmat di alam semesta ini, dan mengeluarkan manusia
dari gelap-gulita (tidak mengetahui tujuan hidup), ke alam yang
terang-benderang, sehingga mengetahui jalan yang lurus yang membebaskan
dirinya dari kesesatan menuju jalan yang menyelamatkan hidupnya di dunia
dan di akhirat kelak.
Bahkan
sebelum Nabi SAW menyerukan Islam, manusia selalu dalam kekacauan dan
permusuhan, sebagaimana peringatan Allah dalam surat Ali 'Imraan : 103
وَاذْكُرُوْا
نِعْمَتَ اللهِ عَلَيْكُمْ اِذْ كُنْتُمْ اَعْدَآءً فَاَلَّفَ بَيْنَ
قُلُوْبِكُمْ فَاَصْبَحْتُمْ بِنِعْمَتِهٓ اِخْوَانًا ... ال عمران: 103
Dan
ingatlah akan ni'mat Allah kepadamu, ketika kamu dahulu (masa
jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu
menjadilah kamu karena ni'mat Allah orang-orang yang bersaudara ... [QS.
Ali 'Imraan : 103]
Oleh
karena itu seharusnyalah manusia bersyukur kepada Allah atas diutusnya
Nabi Muhammad SAW membawa dinul Islam ini. Karena hanya dengan Islamlah
manusia di dunia ini dapat hidup rukun, damai dan saling menebarkan
kasih sayang. Dengan mengabaikan Islam, maka dunia akan kacau-balau,
terorisme timbul di mana-mana seperti sekarang ini.
Agama
Islam yang suci ini dibawa oleh Rasulullah SAW yang mempunyai
kepribadian yang suci pula, serta memiliki akhlaqul karimah dan
sifat-sifat yang terpuji, sebagaimana dijelaskan oleh ayat-ayat
Al-Qur’an dan hadits Nabi SAW, antara lain :
فَبِمَا رَحَمْةٍ مِّنَ اللهِ لِنْتَ لَهُمْ، وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيْظَ اْلقَلْبِ لَانْفَضُّوْا مِنْ حَوْلِكَ. ال عمران: 159
Maka
disebabkan rahmat dari Allah lah kamu berlaku lemah-lembut terhadap
mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah
mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. [QS. Ali 'Imraan : 159]
لَقَدْ
جَآءَكُمْ رَسُوْلٌ مِّنْ اَنْفُسِكُمْ عَزِيْزٌ عَلَيْهِ مَا عَنِتُّمْ
حَرِيْصٌ عَلَيْكُمْ بِالْمُؤْمِنِيْنَ رَءُوْفٌ رَّحِيْمٌ. التوبة: 128
Sesungguhnya
telah datang kepadamu seorang rasul dari kaummu sendiri, berat terasa
olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan)
bagimu, amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mukmin.
[QS. At-Taubah : 128]
Dalam
ayat tersebut dijelaskan bahwa Nabi Muhammad SAW memiliki sifat
lemah-lembut serta hati beliau terasa amat berat atas penderitaan yang
menimpa pada manusia, maka beliau berusaha keras untuk membebaskan dan
mengangkat penderitaan yang dirasakan oleh manusia tersebut.
Dalam hadits disebutkan :
عَنْ
عَائِشَةَ زَوْجِ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صلى
الله عليه وسلم قَالَ: يَا عَائِشَةُ، اِنَّ اللهَ رَفِيْقٌ يُحِبُّ
الرِّفْقَ، وَيُعْطِى عَلَى الرِّفْقِ مَا لَا يُعْطِى عَلَى اْلعُنْفِ
وَمَا لَا يُعْطِى عَلَى مَا سِوَاهُ. مسلم 4: 2003
Dari
‘Aisyah istri Nabi SAW, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda, “Hai
‘Aisyah, sesungguhnya Allah itu Maha Kasih Sayang dan senang kepada
kasih sayang, dan Dia memberi (kebaikan) pada kasih sayang itu apa-apa
yang Dia tidak berikan kepada kekerasan, dan tidak pula Dia berikan
kepada apapun selainnya”. [HR. Muslim juz 4, hal. 2003].
اِنَّ
اْلفَحْشَ وَالتَّفَحُّشَ لَيْسَا مِنَ اْلاِسْلَامِ وَاِنَّ اَحْسَنَ
النَّاسِ اِسْلَامًا اَحْسَنُهُمْ خُلُقًا. احمد 7: 410، رقم: 20874
Kejahatan
dan perbuatan jahat, keduanya sama sekali bukan ajaran Islam. Dan orang
yang paling baik Islamnya ialah yang paling baik akhlaqnya. [HR. Ahmad
juz 7, hal. 410, no. 20874]
وَاِذَا
اَحَبَّ اللهُ عَبْدًا اَعْطَاهُ الرِّفْقَ. مَا مِنْ اَهْلِ بَيْتٍ
يُحْرَمُوْنَ الرِّفْقَ اِلَّا قَدْ حُرِمُوْا. الطبرانى فى الكبير 2: 306،
رقم: 2274
Dan apabila
Allah mencintai kepada seorang hamba, Allah memberinya kasih sayang
(kelemah-lembutan). Dan tidaklah suatu keluarga yang terhalang dari
kasih sayang, melainkan mereka terhalang pula dari kebaikan. [HR.
Thabarani dalam Al-Kabiir juz 2, hal. 306, no. 2274]
Dalam
suatu riwayat dijelaskan bahwa ada seorang ‘Arab gunung kencing di
masjid, lalu orang-orang marah, dan akan memukul sebagai hukuman.
Kemudian melihat kemarahan para shahabat tersebut, beliau bersabda :
دَعُوْهُ
وَهَرِيْقُوْا عَلَى بَوْلِهِ سَجْلًا مِنْ مَاءٍ اَوْ ذَنُوْبًا مِنْ
مَاءٍ، فَاِنَّمَا بُعِثْتُمْ مُيَسِّرِيْنَ وَلَمْ تُبْعَثُوْا
مُعَسِّرِيْنَ. البخارى 1: 61
Biarkanlah
dia, dan siramlah pada bekas kencingnya itu seember atau setimba air,
karena sesungguhnya kamu sekalian diutus untuk memberi kemudahan bukan
diutus untuk membuat kesukaran/kesusahan. [HR. Bukhari juz 1, hal. 61]
Dalam hadits yang lain :
عَنْ
اَنَسٍ عَنِ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم قَالَ: يَسِّرُوْا وَلَا
تُعَسِّرُوا وَبَشِّرُوْا وَلَا تُنَفِّرُوْا. البخارى 1: 25
Dari
Anas, dari Nabi SAW beliau bersabda, “Permudahlah dan jangan
mempersulit. Dan gembirakanlah dan jangan kalian membuat manusia lari”.
[HR. Bukhari, juz 1, hal. 25 ]
Setelah
kita cermati kembali tentang dinul Islam sekaligus peribadi Rasulullah
SAW yang diamanati oleh Allah SWT untuk menyebarkan dinul Islam ke
seluruh ummat manusia, maka jelas sekali bahwa terorisme sama sekali
tidak dikenal, bahkan bertolak belakang dengan ajaran Islam.
Terorisme
itu menggunakan kekerasan, kekejaman serta kebengisan dan cara-cara
lain untuk menimbulkan rasa takut dan ngeri pada manusia untuk mencapai
tujuan.
Sedangkan Islam
dengan lemah-lembut, santun, membawa khabar gembira tidak menjadikan
manusia takut dan lari, serta membawa kepada kemudahan, tidak
menimbulkan kesusahan, dan tidak ada paksaan.
Bahkan dalam suatu riwayat dijelaskan bahwa dalam peperangan pun Nabi SAW berpesan kepada para shahabat, sabda beliau :
يَااَيُّهَا
النَّاسُ، لَا تَتَمَنَّوْا لِقَاءَ اْلعَدُوِّ، وَاسْأَلُوا اللهَ
اْلعَافِيَةَ، فَاِذَا لَقِيْتُمُوْهُمْ فَاصْبِرُوْا وَاعْلَمُوْا اَنَّ
اْلجَنَّةَ تَحْتَ ظِلَالِ السُّيُوْفِ. مسلم 3: 1362
Hai
manusia, janganlah kamu menginginkan bertemu dengan musuh, dan mohonlah
kepada Allah agar kalian terlepas dari marabahaya. Apabila kalian
bertemu dengan musuh, maka bershabarlah dalam menghadapi mereka, dan
ketahuilah bahwasanya surga itu dibawah bayangan pedang”. [HR. Muslim
juz 3, hal. 1362].
Pesan
Nabi SAW tersebut menunjukkan betapa kasih sayang beliau terhadap jiwa
manusia, sekalipun dalam peperangan sedapat mungkin menghindari bertemu
musuh agar tidak terjadi marabahaya. Namun kalau terpaksa bertemu dengan
musuh, jangan takut dan jangan dihadapi dengan hawa nafsu yang
melampaui batas, tetapi hendaklah dihadapi dengan shabar dan tabah,
karena surga di bawah bayangan pedang.
Memang
kedua hal tersebut mempunyai tujuan yang berbeda. Terorisme biasanya
digunakan untuk tujuan politik, kekuasaan, sedangkan Islam bertujuan
untuk menuntun manusia dalam mencapai kebahagiaan hidupnya dengan
dilandasi rasa kasih sayang hanya semata-mata mengharap ridla Allah SWT.
Oleh
karena itu rasanya tidak berlebihan kalau ada orang yang mengatakan
bahwa “politik itu kotor”, karena dalam mencapai tujuannya dengan
menghalalkan segala cara, sekalipun dengan terorisme. Dengan demikian
bagi seorang muslim haram hukumnya mendukung, mengikuti alur politik
yang menghalalkan segala cara dalam mencapai tujuan politiknya.
Yang
demikian itu bukan berarti orang Islam tidak boleh berpolitik, tidak
boleh meraih kekuasaan. Boleh berpolitik, tetapi tidak boleh keluar dari
bingkai Islam, dengan tujuan untuk kejayaan Islam dengan mengharap
ridla Allah semata-mata.
Dalam
mencapai kesuksesan cita-cita harokahnya, Rasulullah SAW melalui
cara-cara yang ditunjukkan oleh Allah serta berusaha memenuhi
persyaratan untuk memperoleh janji Allah, karena janji Allah pasti tepat
dan tidak perlu diragukan.
Rasulullah SAW membina kekuatan dari bawah, sebagaimana firman Allah:
اَلَمْ
تَرَ كَيْفَ ضَرَبَ اللهُ مَثَلًا كَلِمَةً طَيِّبَةً كَشَجَرَةٍ
طَيِّبَةٍ اَصْلُهَا ثَابِتٌ وَّفَرْعُهَا فِى السَّمَآءِ. تُؤْتِيْٓ
اُكُلَهَا كُلَّ حِيْنٍ بِاِذْنِ رَبِّـهَا، وَيَضْرِبُ اللهُ اْلاَمْثَالَ
لِلنَّاسِ لَعَلَّهُمْ يَتَذَكَّرُوْنَ. وَمَثَلُ كَلِمَةٍ خَبِيْثَةٍ
كَشَجَرَةٍ خَبِيْثَةٍ اجْتُثَّتْ مِنْ فَوْقِ اْلاَرْضِ مَا لَهَا مِنْ
قَرَارٍ. ابراهيم:24-26
Tidakkah
kamu perhatikan bagaimana Allah membuat perumpamaan kalimat yang baik
seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya menjulang ke
langit. Pohon itu memberikan buahnya pada setiap musim dengan idzin
Tuhannya. Allah membuat perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia supaya
mereka selalu ingat. Dan perumpamaan kalimat yang buruk seperti pohon
yang buruk yang telah dicabut dengan akar-akarnya dari permukaan bumi,
tidak dapat tetap (tegak) sedikitpun. [QS. Ibrahim : 24-26]
Rasulullah
SAW membina dasar tauhid pada ummat manusia + 13 tahun di Makkah dengan
penuh tantangan, tindak kekejaman dan terorisme dilakukan oleh
orang-orang musyrikin dan kafirin Makkah terhadap Nabi dan para
pengikutnya.
Namun
teror-teror yang dilakukan oleh mereka tidak menjadikan kaum muslimin
takut, malah makin bertambah kuat dan mendorong lebih dekat dan berserah
diri (tawakkal) kepada Allah SWT.
Dalam suatu peristiwa, orang kafir melakukan teror dengan ucapan :
اِنَّ
النَّاسَ قَدْ جَمَعُوْا لَكُمْ فَاخْشَوْهُمْ فَزَادَهُمْ اِيْمَانًا
وَّقَالُوْا حَسْبُنَا اللهُ وَنِعْمَ اْلوَكِيْلُ. ال عمران:173
Sesungguhnya
manusia telah mengumpulkan pasukan untuk menyerang kamu, karena itu
takutlah kepada mereka. Maka perkataan itu menambah keimanan mereka dan
mereka menjawab, “Cukuplah Allah menjadi penolong kami dan Allah adalah
sebaik-baik pelindung”. [QS. Ali 'Imraan : 173]
Itulah buah tauhid yang kuat, bagaikan pohon yang baik, tidak akan tumbang walaupun dihempas badai topan yang dahsyat.
Untuk
menumbuhkan pohon-pohon yang baik seperti itu perlu menanam dan
memelihara dengan sungguh-sungguh, bekerja keras dan ikhlash,
semata-mata karena Allah, tidak mudah tergiur dengan tipudaya dunia yang
dapat membelokkan cita-cita yang mulia.
Oleh
karena itu ketika Rasulullah SAW mendapat tawaran materi, bahkan akan
diangkat menjadi raja (penguasa) di negeri itu asalkan beliau mau
berhenti dari dakwahnya, dengan tegas beliau menjawab, “Andaikata kamu
dapat menaruh bulan dan matahari di kedua tanganku, aku tidak akan
berhenti berdakwah, sehingga agama Allah ini menjadi terang (menjadi
kehidupan manusia) atau aku mati karena membelanya”.
Dengan kuat beliau menanamkan kepada ummatnya akan janji Allah.
وَعَدَ
اللهُ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا مِنْكُمْ وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ
لَيَسْتَخْلِفَنَّهُمْ فِى اْلاَرْضِ كَمَا اسْتَخْلَفَ الَّذِيْنَ مِنْ
قَبْلِهِمْ، وَلَيُمَكِّنَنَّ لَهُمْ دِيْنَهُمُ الَّذِى ارْتَضٰى لَـهُمْ
وَلَيُبَدِّلَنَّهُمْ مِّنْ بَعْدِ خَوْفِهِمْ اَمْنًا، يَعْبُدُوْنَنِيْ
وَلَا يُشْرِكُوْنَ بِيْ شَيْئًا، وَمَنْ كَفَرَ بَعْدَ ذٰلِكَ
فَاُولـٰٓـئِكَ هُمُ اْلفٰسِقُوْنَ. النور:55
Dan
Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman diantara kamu dan
mengerjakan amal-amal shaleh, bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan
mereka berkuasa di bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang
sebelum mereka berkuasa dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka
agama yang telah diridlai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan
menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka berada dalam ketakutan, menjadi
aman sentosa. Mereka tetap menyembah-Ku dengan tidak mempersekutukan
sesuatu apapun dengan Aku. Dan barangsiapa (tetap) kafir sesudah (janji)
itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasiq. [QS. An-Nuur : 55]
Penekanan
pada akhir ayat tersebut perlu mendapat perhatian bagi kita semua,
terutama para politikus muslim, “Barangsiapa tetap kafir sesudah janji
itu”, maksudnya : Dengan memilih cara lain dalam mencapai tujuannya dan
meninggalkan jalan yang dijanjikan oleh Allah, yakni dengan memperkokoh
iman serta memperbanyak amal shaleh, maka mereka itulah orang-orang yang
fasiq.
وَاللهُ لَا يَهْدِى اْلقَوْمَ اْلفٰسِقِيْنَ. التوبة:24
Dan Allah tidak menunjuki orang-orang yang fasiq. [QS. At-Taubah : 24]
Kaum
politisi yang ada sekarang sekalipun muslim, pada umumnya tidak
mengikuti petunjuk-petunjuk Allah dan praktek yang dilakukan oleh
Rasulullah SAW. Mereka berjuang hanya untuk memperoleh kursi
(kedudukan).
Maka tidak
ada kegiatan dakwah untuk membina ummat secara serius agar mempunyai
landasan dasar tauhid yang kuat seperti pohon yang baik sebagaimana yang
digambarkan oleh Allah SWT.
Da’i
kaum politisi aktif berdakwah menyelenggarakan pengajian-pengajian dan
kegiatan-kegiatan keagamaan hanya ketika menjelang Pemilihan Umum
(Pemilu) untuk meraih simpati dari masyarakat, dan setelah selesai
Pemilu, selesai pulalah kegiatan-kegiatan tersebut. Sudah tidak lagi ada
pengajian-pengajian, aktifitas-aktifitas sebagaimana sebelum
terselenggara-nya Pemilu.
Maka
hasilnya seperti pohon yang jelek, akarnya rapuh, tidak memiliki daya
tahan. Jangankan dengan hempasan badai topan yang besar, dengan angin
sepoi-sepoi saja cukup dapat menumbangkan pohon tersebut, dan terangkat
seakar-akarnya sehingga tidak lagi dapat tegak berdiri. Keadaan yang
demikian itu, maka tidak perlu tawaran kursi raja sebagaimana yang
ditawarkan kepada Nabi SAW, melainkan dengan kursi RT pun sudah cukup
dapat merontokkan tujuan dakwah yang sangat mulia.
Dengan
alasan kesibukan tugasnya sebagai RT sudah tidak ada waktu lagi (tidak
ada tempat) untuk membina ummat, berdakwah, menyelenggarakan pengajian
dan kegiatan-kegiatan keagamaan yang lain guna memperbaiki aqidah dan
pengamalan agamanya dalam kehidupan sehari-hari,
نَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ ذٰلِكَ
(Kita berlindung kepada Allah dari yang demikian)
Kalau
demikian keadaannya, apa yang kita harapkan dari kaum politisi untuk
Islam ini ? Politikus Islam pun kadang lepas dari kendali agama, dengan
entengnya menghina, merendahkan, bahkan memfitnah untuk menjatuhkan
sesama muslim, hanya karena berbeda aspirasi politiknya, bahkan sampai
menghalalkan darahnya.
Keadaan
yang demikian, akibatnya ukhuwah Islamiyah rusak, timbul saling
dengki-mendengki, benci-membenci sehingga ummat Islam menjadi lumpuh
tidak berdaya, sekalipun jumlahnya besar. Padahal Allah SWT telah
memperingatkan :
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا يَسْخَرْ قَوْمٌ مِّنْ قَوْمٍ عَسٰٓى اَنْ يَّكُوْنُوْا خَيْرًا مِّنْهُمْ. الحجرات:11
Hai
orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum (golongan)
memperolok-olok kaum (golongan) yang lain (karena) boleh jadi mereka
(yang diperolok-olok) lebih baik dari mereka (yang memperolok-olok).
[QS. Al-Hujuraat : 11]
Nabi
SAW telah memperingatkan juga bahwa sesama muslim adalah saudara dan
haram darahnya, haram kehormatannya dan haram hartanya. Namun itu semua
tidak diindahkan.
Memperhatikan
praktek-praktek yang ada, rasanya tidak tampak partai yang
memperjuangkan Islam di negeri ini, bahkan terjebak dalam pertikaian,
terorisme, saling menjatuhkan untuk mencapai tujuan, baik partai yang
beridentitas Islam maupun yang tidak beridentitas Islam, hampir tidak
ada bedanya.
Oleh karena
itu melalui kesempatan ini semoga dapat menjadi jembatan, menyadarkan
para politikus muslim, hendaklah mempererat persaudaraan sesama muslim,
walaupun berbeda partai, tetap membawa misi yang sama :
عِزُّ اْلاِسْلَامِ وَالْمُسْلِمِيْنَ
(kejayaan Islam dan muslimin)
Dengan
memperhatikan petunjuk-petunjuk Allah dan praktek Rasulullah SAW dalam
menggalang ummat, serta menghindari terorisme dalam mencapai tujuan.
Dengan demikian, jelas dan teranglah bahwa Islam bukan teroris, dan terorisme bukan Islam. Demikianlah, semoga bermanfaat.
اَللّٰهُمّ
اَرِنَا اْلحَقَّ حَقًّا وَارْزُقْنَا اِتّبَاعَهُ وَاَرِنَا اْلبَاطِلَ
بَاطِلًا وَارْزُقْنَا اجْتِنَابَهُ. اَللّٰهُمَّ اِنَّا نَعُوْذُ بِكَ
مِنْ غَلَبَةِ الدَّيْنِ وَغَلَبَةِ اْلعَدُوِّ وَشَمَاتَةِ اْلاَعْدَاءِ.
رَبَّنَا اٰتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلاٰخِرَةِ حَسَنَةً
وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
Sumber : Salafy Indonesia
Labels:
Berita,
Kutipan Hadis
Thanks for reading Islam bukanlah teroris, pahamilah itu!. Please share...!
0 Comment for "Islam bukanlah teroris, pahamilah itu!"