Oleh : Ustadz Muslim Atsari
Syaithan merupakan musuh nyata manusia. Dia selalu berusaha menjerumuskan manusia kedalam jurang kekafiran, kesesatan dan kemaksiatan. Di dalam menjalankan aksinya itu syaithan memiliki dua senjata ampuh yang telah banyak makan korban. Dua senjata itu adalah syubhat dan syahwat. Dua penyakit yang menyerang hati manusia dan merusakkan perilakunya.
Baca Juga : Nasehat bagi orang yang melalaikan sholat
Syubhat artinya samar, kabur, atau tidak jelas. Penyakit syubhat yang menimpa hati seseorang akan merusakkan ilmu dan keyakinannya. Sehingga jadilah “perkara ma’ruf menjadi samar dengan kemungkaran, maka orang tersebut tidak mengenal yang ma’ruf dan tidak mengingkari kemungkaran. Bahkan kemungkinan penyakit ini menguasainya sampai dia menyakini yang ma’ruf sebagai kemungkaran, yang mungkar sebagai yang ma’ruf, yang sunnah sebagai bid’ah, yang bid’ah sebagai sunnah, al-haq sebagai kebatilan, dan yang batil sebagai al-haq”. [Tazkiyatun Nufus, hal: 31, DR. Ahmad Farid]
Penyakit syubhat ini misalnya: keraguan, kemunafikan, bid’ah, kekafiran, dan kesesatan lainnya.
Syahwat artinya selera, nafsu, keinginan, atau kecintaan. Sedangkan fitnah syahwat (penyakit mengikuti syahwat) adalah mengikuti apa-apa yang disenangi oleh hati/nafsu yang keluar dari batasan syari’at.
Fitnah syahwat ini akan menyebabkan kerusakan niat, kehendak, dan perbuatan orang yang tertimpa penyakit ini.
Penyakit syahwat ini misalnya: rakus terhadap harta, tamak terhadap kekuasaan, ingin populer, mencari pujian, suka perkara-perkara keji, zina, dan berbagai kemaksiatan lainnya.
Baca Juga : Beginilah bentuk Khatamun Nubuwah Rasulullah SAW
KEKHAWATIRAN RASULULLAH TERHADAP PENYAKIT SYUBHAT DAN SYAHWAT
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah mengkhawatirkan fitnah (kesesatan) syahwat dan fitnah syubhat terhadap umatnya. Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
إِنَّ مِمَّا أَخْشَى عَلَيْكُمْ شَهَوَاتِ الْغَيِّ فِي بُطُونِكُمْ وَ فُرُوجِكُمْ وَمُضِلَّاتِ الْفِتَنِ
Sesungguhnya di antara yang aku takutkan atas kamu adalah syahwat mengikuti nafsu pada perut kamu dan pada kemaluan kamu serta fitnah-fitnah yang menyesatkan. [HR. Ahmad dari Abu Barzah Al-Aslami. Dishahihkan oleh Syaikh Badrul Badr di dalam ta’liq Kasyful Kurbah, hal: 21]
Syahwat mengikuti nafsu perut dan kemaluan adalah fitnah syahwat, sedangkan fitnah-fitnah yang menyesatkan adalah fitnah syubhat.
Kedua fitnah ini sesungguhnya juga telah menimpa orang-orang zaman dahulu dan telah membinasakan mereka. Allah berfirman.
كَالَّذِينَ مِن قَبْلِكُمْ كَانُوا أَشَدَّ مِنكُمْ قُوَّةً وَأَكْثَرَ أَمْوَالاً وَأَوْلاَدًا فَاسْتَمْتَعُوا بِخَلاَقِهِمْ فَاسْتَمْتَعْتُم بِخَلاَقِكُمْ كَمَا اسْتَمْتَعَ الَّذِينَ مِن قَبْلِكُم بِخَلاَقِهِمْ وَخُضْتُمْ كَالَّذِي خَاضُوا أَوْلَئِكَ حَبِطَتْ أَعْمَالُهُمْ فِي الدُّنْيَا وَاْلأَخِرَةِ وَأُوْلَئِكَ هُمُ الْخَاسِرُونَ
(Keadaan kamu hai orang-oang munafik dan musyirikin adalah) seperti keadaan orang-orang sebelum kamu, mereka lebih kuat daripada kamu, dan lebih banyak harta benda dan anak-anaknya daripada kamu. Maka mereka telah menikmati bagian mereka, dan kamu telah nikmati bagianmu sebagaimana orang-orang yang sebelummu menikmati bagian mereka, dan kamu mempercakapkan (hal yang batil) sebagaimana mereka mempercakapkannya. Mereka itu, amalannya menjadi sia-sia di dunia dan di akhirat; dan mereka itulah orang-orang yang merugi. [At Taibah :69]
Baca Juga : Kisah Jin yang Menyerupai Ibnu Taimiyyah
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata: “Allah menggabungkan antara “menikmati bagian” dengan “mempercakapkan (hal yang batil)”, karena kerusakan agama itu kemungkinan:
● Terjadi pada keyakinan yang batil dan mempercakapkannya (hal yang batil)
● Atau terjadi pada amalan yang menyelisihi i’tiqad yang haq.
Yang pertama adalah bid’ah-bid’ah dan semacamnya. Yang kedua adalah amalan-amalan yang fasiq. Yang pertama dari sisi syubhat-syubhat. Yang kedua dari sisi syahwat-syahwat.
Oleh karena itulah Salafush Shalih dahulu menyatakan: Waspadalah kamu dari dua jenis manusia: Pengikut hawa-nafsu yang telah disesatkan oleh hawa-nafsunya (inilah fitnah syubhat-pen), pemburu dunia yang telah dibutakan oleh dunianya (ini fitnah syahwat-pen)”.
Mereka juga menyatakan: Waspadailah kesesatan orang ‘alim (ahli ilmu) yang durhaka (karena terkena fitnah syahwat-pen), dan kesesatan ‘abid (ahli ibadah) yang bodoh (karena terkena fitnah syubhat-pen), karena kesesatan keduanya itu merupakan kesesatan tiap-tiap orang yang tersesat.
Maka yang itu (orang ‘alim yang durhaka) menyerupai (orang-orang Yahudi) yang dimurkai, orang-orang yang mengetahui al-haq, tetapi tidak mengikutinya. Sedangkan yang ini (‘abid yang bodoh) menyerupai (orang-orang Nashara) yang sesat, orang-orang yang beramal tanpa ilmu.” [Iqtidha’ Shirathil Mustaqim, hal: 55, tahqiq Syaikh Khalid Abdul Lathif As-Sab’ Al-‘Alami]
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah juga berkata: “Firman Allah Azza wa Jalla : “kamu telah nikmati bagianmu” mengisyaratkan pada mengikuti hawa-nafsu syahwat, ini merupakan penyakit para pelaku maksiat. Dan firman Allah: “Dan kamu mempercakapkan (hal yang batil) sebagaimana mereka mempercakapkannya” mengisyaratkan pada mengikuti syubhat-syubhat, ini merupakan penyakit para pelaku bid’ah, pengikut hawa-nafsu, dan perdebatan-perdebatan. Dan sangat sering keduanya (penyakit itu) berkumpul. Maka jarang engkau dapati orang yang aqidahnya ada kerusakan, kecuali hal itu nampak pada lahiriyahnya.” [Iqtidha’ Shirathil Mustaqim, hal: 55]
Wahai umat Islam, marilah kita bertakwa kepada Allah Azza wa Jalla dan menjaga shalat lima waktu kita dan melakukannya dengan penuh ketaatan. Ketahuilah, sesungguhnya shalat adalah tiang agama. Oleh karena itu, agama orang yang meninggalkan shalat tidak akan ditegakkan dan dia tidak akan mendapat bagian dalam agama ini. Menegakkan shalat adalah bentuk iman dan meninggalkannya adalah kekufuran. Maka barang siapa yang memelihara shalatnya, maka bersinar hatinya, begitu pula wajah dan kuburnya, dan bila dikumpulkan di mahsyar, ia juga akan mendapat keselamatan di hari kiamat. Dia akan dikumpulkan dengan orang-orang yang telah diberi keridhaan oleh Allah Azza wa Jalla, yaitu para nabi, shiddqîn, syuhadâ` dan shâlihîn. Sebaliknya, barang siapa yang tidak menjaga shalatnya, maka ia tidak akan mendapatkan cahaya dan keselamatan di hari kiamat, dan di akhirat ia akan dikumpulkan bersama Fir'aun, Hamân, Qârûn, dan Ubai bin Khalâf.
Wahai kaum muslimin, bagaimana kita bisa menyia-nyiakan shalat, padahal shalat adalah penghubung kita dengan Allah Azza wa Jalla. Jika kita tidak memiliki hubungan antara kita dengan Allah Azza wa Jalla, dimana ubûdiyah (ibadah) kita? Dimanakah (ada) cinta kita kepada Allah Azza wa Jalla, dan kepasrahan kita kepada-Nya? Celakalah orang yang setiap kali mendengar panggilan dunia, ia langsung memenuhinya dan ketika ia mendengar seseorang memanggil Allah Azza wa Jalla hayya alas shalâh dan hayya ala falâh, mereka merasa enggan dan berpaling.
Wahai kaum muslimin, tahukah kita semua bahwa amalan pertama yang akan dihitung oleh Allah Azza wa Jalla di hari kiamat adalah shalat. Jika doa kita baik, maka semua amal ibadah kita juga baik. Dan jika rusak, maka amal ibadah kita juga rusak.
Wahai umat Muhammad, marilah kita dirikan shalat kita selama kita masih di dunia. Ingatlah Allah Azza wa Jalla di waktu luangmu, niscaya Allah Azza wa Jalla akan mengingatmu di waktu sempitmu. Barang siapa yang melupakan Allah Azza wa Jalla, maka Allah Azza wa Jalla juga akan melupakannya. Barang siapa yang menghina perintah Allah Azza wa Jalla, maka Allah juga akan membencinya. Wahai umat Muhammad, siapakah di antara kami yang merasa aman dengan kematian lalu bertaubat dan melaksanakan shalat? Bukankah kita masing-masing takut mati dan tidak tahu waktu? Bukankah kematian itu datang tiba-tiba dalam keadaan manusia tidak merasakannya? Bukankah kematian datang kepada orang-orang di dunia ini ketika mereka ceroboh?"
Wahai kaum muslimin, sesungguhnya setelah kematian mendadak tidak ada lagi sedekah setelahnya, yang ada setelah itu hanyalah pahala amalnya. Maka barang siapa yang berbuat kebaikan sebanyak dzarrah maka dia akan melihatnya, dan barang siapa yang berbuat kejahatan sebanyak dzarrah, dia juga akan melihatnya. diturunkan oleh Allah Azza wa Jalla kepadanya. Memang, di antara ketentuan yang Allah Azza wa Jalla wajibkan dalam shalat adalah bahwa kita harus melakukannya di masjid bersama jamaah Muslim.
Marilah kita mendirikan shalat, menunaikan zakat, dan rukuk bersama orang-orang yang rukuk. Inilah jalan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam dan para sahabatnya. Abdullâh ibn Mas`ûd Radhiyallahu anhu berkata, “Barang siapa di antara kalian yang ingin bertemu dengan Allah Azza wa Jalla dalam keadaan Islam (menyerahkan diri), hendaklah dia menjaga shalatnya, karena sesungguhnya Allah Azza wa Jalla telah menetapkan petunjuk sunnah kepada Nabi-Nya, dan doa itu termasuk sunnah petunjuk. Jika kita sholat di rumah, maka sama saja kita meninggalkan sunnah Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam. Jika kita meninggalkan sunnah Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam, maka kita akan tersesat. Jika seseorang berwudhu dan menyempurnakan wudhunya, setelah itu ia pergi ke masjid, maka pada setiap langkahnya Allah Azza wa Jalla akan memberikan suatu kebaikan yang akan mengangkat derajatnya satu derajat dan menghapus salah satu kesalahannya. Menurut pendapat saya, orang yang meninggalkan shalat tidak lain adalah orang munafik yang diketahui kemunafikannya.”
Wahai kaum muslimin, sesungguhnya shalat berjamaah di masjid adalah suatu kewajiban, dan orang yang melaksanakannya, berarti ia telah menegakkan shalat dan memeliharanya. Orang yang shalat berjamaah berarti telah menunaikan kewajibannya kepada Allah Azza wa Jalla. Sedangkan orang yang meninggalkan jamaah tanpa udzur, berarti dia telah melakukan maksiat kepada Allah Azza wa Jalla dan membahayakan shalatnya. Sebagian ulama mengatakan, “Barangsiapa meninggalkan shalat berjamaah tanpa udzur, maka shalatnya batal (batal). Pidato di atas diucapkan oleh Syekh al-Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah dan Imam Ahmad dalam sebuah riwayat. Sesungguhnya shalat berjamaah itu lebih afdhal dari pada shalat sendirian sebesar 27 derajat. Orang yang meninggalkan shalat berjamaah tanpa udzur adalah orang yang malas dan lalai. Kondisi mereka seperti kondisi orang-orang munafik yang disebutkan oleh Allah Azza wa Jalla dalam al-Qur`ân.
Dan ketika mereka berdiri untuk shalat, mereka berdiri dengan malas.
Dan apabila mereka berdiri untuk shalat, mereka berdiri dengan malas. [an-Nisâ`/4:142]"
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
قَالَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم ( أَثْقَلُ اَلصَّلَاةِ عَلَى اَلْمُنَافِقِينَ: صَلَاةُ اَلْعِشَاءِ, وَصَلَاةُ اَلْفَجْرِ, وَلَوْ يَعْلَمُونَ مَا فِيهِمَا لَأَتَوْهُمَا وَلَوْ حَبْوًا
Shalat yang paling berat (dirasakan) oleh orang-orang munafik adalah shalat Isya` dan shalat Subuh. Jika mereka tahu apa yang ada di dalamnya, mereka akan melakukannya, bahkan dengan merangkak. [SDM. al-Bukhari 644]
Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersumpah jika orang munafik yang meninggalkan shalat mendapat sedikit rezeki di dunia, dia akan menghadiri shalat berjamaah dan kebanyakan orang yang meninggalkan shalat berjamaah jika mereka sibuk dengan urusan duniawi saat fajar, dia akan antusias untuk hadir tepat waktu. Sholat berjamaah merupakan aktivitas dan ketenangan dan meninggalkannya merupakan bentuk kemalasan, dan ketika terburu-buru mengerjakannya biasanya bukan tuma`ninah. Orang yang melaksanakan shalat dengan tergesa-gesa bagaikan burung yang mematuk makanannya. Mungkin dia juga mengakhiri waktu sholatnya. Sholat berjamaah akan melahirkan cinta dan kelembutan serta akan menerangi masjid dengan mengingat Allah Azza wa Jalla.
(Dengan doa) syiar Islam akan muncul. Dalam shalat berjamaah terdapat pelajaran bagi yang jahil, pengingat bagi yang lalai dan manfaat yang sangat banyak. Bagaimana menurut anda jika shalat berjamaah tidak disyariatkan, dan Allah Azza wa Jalla tidak mungkin melakukannya, bagaimana keadaan kaum muslimin? (Tentu saja) mereka akan terpecah, masjid-masjid akan ditutup dan umat ini akan memiliki syi`ar jamâ`i dalam agama ini. Karena itulah antara hikmah Allah Azza wa Jalla dan rahmat-Nya, Dia mewajibkan kaum muslimin. Mari kita panjatkan puji syukur kehadirat Allah Azza wa Jalla atas nikmat ini. Mari kita penuhi kewajiban ini. Marilah kita merasa malu kepada Allah Azza wa Jalla ketika meninggalkan perintah-Nya, dan waspada terhadap hukuman-Nya.
Mudah-mudahan Allah Azza wa Jalla memberikan pertolongan kepada kita agar bisa selalu mengingat-Nya, bersyukur kepada-Nya, beribadah kepada-Nya dengan baik, serta mengumpulkan kita di dunia ini di atas ketaatan. Dan di akhirat berada di kampung kemuliannya (surga) serta memberikan kita hidayah ke jalan yang lurus.
(Diadaptasi dari kitab Adh-Dhiyâul Lâmi` Minal Khuththabil Jawâmi` karya Syekh Muhammad bin Shâlih al-Uthaymeen 2/198-202)
................................................................... .
[Disalin dari majalah As-Sunnah Edisi 12/Tahun XIII/1431/2010M. Diterbitkan Yayasan Lajnah Istiqomah Surakarta, Jl. Solo Purwodadi Km.8 Selokaton Gondangrejo Solo
️Media sunnah nabi
Nasehat bagi orang yang melalaikan sholat
Diriwayatkan dari ‘Urwah, ia berkata, “Aku melihat ‘Aisyah membagi-bagikan 70.000 dirham sementara ia sendiri menambal baju panjang miliknya.” (HR. Ibnu Sa’d)
*Aku melihat Aisyah Radhiyallahu anha Ia membagi 70.000 dirham, dulu 10 dirham cukup u/ membeli seekor kambing artinya dg 70.000 dirham jadi 7000 kambing bisa u 7000 jem'ah.
Kalo 1 kambing 1 juta berapa yg Beliau bagikan 7. 000 * 1.000.0000 = 7.000.000.000 (7 milyar)
Baca Juga : Dicari segera 3 ikhwan untuk dijadikan Kader da'i Sunnah
Aisyah Radhiyallahu membagikan 7 milyar kepada kaum muslimin, namun kita ketahui bahwa bajunya bunda Aisyah ada tambalannya, bagaimana dengan kita???
kalo kita liat muslimah jaman sekarang sedekahnya sedikit bajunya yg mahal. Ada yg harganya 1 juta ,2.5 juta ada yg sampai 3 juta namun sedekahnya "2 ribu"*
Tabiat seorang wanita adalah menyukai harta dan perhiasan, untuk itu Allah mengiming-imingi dengan “Bagi mereka surga ‘Adn. Mereka masuk ke dalamnya, didalamnya mereka diberi perhiasan dengan gelang-gelang dari emas dan mutiara, dan pakaian mereka adalah sutra.” (Al Fathir: 33).Namun ‘Aisyah Radhiallahuanha lebih memilih untuk meninggalkan perhiasan dunia.
Baca Juga : Yuk, kita mengenal sosok Muhammad Shalallahu'alaihi wassalam
Yuk kaum muslimin dan muslimah bukankah kita berazam mengikuti jejak salaf kita, bunda Aisyah telah memberikan contoh teladan yg sangat menakjubkan betapa Beliau sangat mencintai harta tersebut sehingga sanggup melakukan hal itu, buktikan cinta kita kepada Allah dan Rosulnya. Yuk sama sama kita angkat harta kita kelangit...
Sumber Materi diambil dari ceramah ustadz syafiq riza basalamah
Yuk, Sekarang Giliran Kita!
Assalmu'alaikum sahabat book my madrasah, dikarenakan angka covid yqng meningkat membuat permintaan oksigenpun semakin tinggi.
Bernafas dan menghirup oksigen adalah salah satu nikmat Allah Ta’ala yang tidak ternilai. Namun sering saat kita sakit dan membutuhkan tambahan oksigen, kita baru teringat akan kebaikan Allah selama ini. Allah berfiman,
وَإِنْ تَعُدُّوا نِعْمَةَ اللَّهِ لَا تُحْصُوهَا إِنَّ اللَّهَ لَغَفُورٌ رَحِيمٌ
“Dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu tak dapat menentukan jumlahnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Qs. An Nahl: 18)
Lalu bagaimana cara kita berterima kasih atas nikmat-nikmat Allah?
Salah satunya adalah mengucap terima kasih dan memujiNya.
Allah sangat senang apabila dipuji oleh hamba-Nya dan Allah cinta kepada hamba-hamba-Nya yang senantiasa memuji Allah Ta’ala.
وَأَمَّا بِنِعْمَةِ رَبِّكَ فَحَدِّثْ
“Dan terhadap nikmat Tuhanmu maka hendaklah kamu menyebut-nyebutnya (dengan bersyukur)”. (Qs. Adh Dhuha: 11)
Dan Allah akan memberikan balasan kepada orang yang bersyukur
Sebagaimana firman Allah Ta’ala,
وَسَنَجْزِي الشَّاكِرِينَ
“Dan kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur” (Qs. Ali Imran:145)
Semoga kita termasuk dalam orang-orang yang mengingat nikmat Allah Ta’ala dengan bersyukur.
Wallahu waliyyut taufiq
🖋️ Redaksi MBI_JKT.Info
Dikarenakan angka covid yang meningkat membuat permintaan oksigenpun semakin tinggi
Sahabat Bookmaymadrasah, Seringkali kita menemukan seseorang mendidik anaknya dengan cara yang sulit. Baik dengan memukul atau bahkan menendang boleh. Memang seorang ayah atau ibu mendidik anaknya dengan cara memukul, tetapi itu di luar hukum asal. Karena hukum berasal dari mendidik, bahkan dalam segala hal harus dengan lemah lembut. Kita-sebagai orang tua- tidak boleh beralih ke metode pemukulan kecuali kondisinya mendesak. Itu pun tidak bisa dilakukan dengan pemukulan sewenang-wenang, seperti yang kita inginkan.
Nabi bersabda:
ا كان الرفق لا زانه
“Tidaklah kelembutan pada sesuatupun kecuali akan menghiasinya, dan tidaklah dicabut dari sesuatupun kecuali akan memperburuknya” (Dishahihkan oleh Al-Albani)
Abu Hurairah –semoga Allah meridhoinya- berkata :
قَبَّلَ النَّبِىّ ﷺ الْحَسَنَ بْنَ عَلِىٍّ ، وَعِنْدَهُ الأقْرَعُ بْنُ حَابِسٍ التَّمِيمِىُّ جَالِسًا ، فَقَالَ الأقْرَعُ : إِنَّ لِى عَشَرَةً مِنَ الْوَلَدِ مَا قَبَّلْتُ مِنْهُمْ أَحَدًا ، فَنَظَرَ إِلَيْهِ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم، ثُمَّ قَالَ : مَنْ لا يَرْحَمُ لا يُرْحَمُ
“Nabi ﷺ mencium Al-Hasan bin ‘Ali, dan di sisi Nabi ada Al-Aqro’ bin Haabis At-Tamimiy yang sedang duduk. Maka Al-Aqro’ berkata, “Aku punya 10 orang anak, tidak seorangpun dari mereka yang pernah kucium”. Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallampun melihat kepada Al-‘Aqro’ lalu beliau berkata, “Barangsiapa yang tidak merahmati/menyayangi maka ia tidak akan dirahmati” (HR Al-Bukhari no 5997 dan Muslim no 2318)
Baca Juga : Larangan Melakukan At-Tasybik Sebelum Shalat
Ibnu Batthool rahimahullah berkata, “Menyayangi anak kecil, memeluknya, menciumnya, dan lembut kepadanya termasuk dari amalan-amalan yang diridhoi oleh Allah dan akan diberi ganjaran oleh Allah. (Syarh Shahih Al-Bukhari karya Ibnu Batthool, 9/211-212)
Semoga Allah melimpahkan kepada kita hati yang penuh kasih sayang, sehingga Allah membalas kita dengan rahmat dan kasih sayang-Nya.
Baca Juga : Solusi Untuk Yang Ketinggalan Shalat Sunah Qobliyah Subuh
Semoga Allah senantiasa memudahkan dan merahmati setiap jalan kita, Barokallahu fiikum
📲 Silakan disebarluaskan dengan tetap mencantumkan sumbernya. Semoga bermanfaat untuk kaum muslimin.
▪️▪️▪️▪️▪️▪️▪️▪️
🌎 Follow Akun Dakwah Parenting Sunnah & Salaf Project
📷 Instagram
https://www.instagram.com/kajianparentingsunnah .
https://www.instagram.com/salafproject
📝 informasi pendaftaran : http://bit.ly/GabungParentingSunnah
📹 YouTube
https://www.youtube.com/c/KajianParentingSunnah
💝 Dikelola oleh Salaf Project
💝 Tim Admin Group WA Parenting Sunnah
Sumber : KajianParentingSunnah
NATA ANTORIUS June 13, 2021 Admin Bandung Indonesia